APPROACH ME ON:

   

 
 
 

Hi Stalkers.

 

 

 

 

Saat Harimau Tak Ingin Menjadi Liar(I)

Aku, kamu, dia, dan mereka, tentu akan berparadigma sama saat ditanyai apapun itu yang berhubungan dengan asrama. Tentu saja, berperaturan ketat, memiliki pengawasan tajam, keterbatasan tingkat tinggi, ketidakbebasan yang mendominasi. Memang inilah deskripsi yang akan terbenak dalam fikiran dengan spontannya saat mendengar kata asrama. Entah apa asal-usulnya, tapi memang beginilah adanya. Sudah menjadi naluri dan identitas sebuah asrama.

Tapi tidak dengan asrama yang kudiami saat ini. Bangunan yang menurutku megah, mewah, berdesign elit dengan ukuran yang benar-benar memaksakan kaki untuk bekerja keras jika berniat mengelilinginya ini benar-benar tampil beda.  Sempat terlintas pertanyaan konyol di benakku saat pertama kali membumi di asrama ini, “mungkinkah ini cagar alam?”. Pertanyaan yang tak seorangpun mau membuang waktu mereka untuk menjawab. Ya, jangan pernah mencoba untuk meragukan kehijaun di asrama ini kendati berlokasi tepat di sentral kota. Seolah tak mengenal kasta, pohon besar rimbun, pohon hias yang rapi, bunga dengan berbagai koleksi warna semua tertampung disini.

Siswa-siswinya pun tak kalah beragam. Laki-laki, perempuan, bermata sipit, bermata besar, berhidung mancung ataupun pesek, berkulit cerah ataupun sedikit gelap hilir mudik saling berpapasan di lingkungan sekolah. Memang muridnya tidak sebanyak sekolah pada umumnya, namun entah karena apa, sekolah ini tetap saja terlihat ramai dengan segala suara yang menguasainya.

***

Panggil saja aku Farah. Aku adalah salah satu dari sekian orang beruntung yang bisa mengenyam pendidikan di SMA Karisma Bangsa. Bukan karena status sebagai orang cerdas dan bertalenta yang lantas membuatku menjadi bangga. Tapi sekolah ini adalah solusi dari segala masalah yang kuhadapi. Sempat terjadi pergulatan akbar saat tahun ajaran baru dimulai waktu itu. Orangtuaku akan sangat senang kalau aku ditempa di sekolah bersistem boarding school yang saat ini benar-benar menarik perhatian banyak kalangan. Namun, aku bukanlah orang yang mau dijajah peraturan. Jujur saja, aku sedikit manja. Kendati aku memiliki seorang kakak lelaki, tetapi itu tidak memberi perubahan karakter apapun padaku. Wajar saja, umur kami berjenjang 6 tahun. Sebenarnya, saat SMP aku sudah pernah merasakan betapa bervariasinya peraturan diasrama. Dan itulah yang menyebabkan aku mengenal dekat apa itu asrama. Ini juga yang memicu ku sedikit phobia dengan asrama berperaturan ketat. Memang sedikit berlebihan, tapi kurasa semua orang mengalami hal yang sama denganku.