Ide dari pembuatan cerpen yang benar-benar pendek ini ketika aku dan teman-teman satu house asrama sedang ada pertemuan dan games kecil-kecilan, beberapa waktu yang lalu. Lucu sih sebenarnya. Aku waktu itu sedang mengerjakan blog dan mengetik-ngetik sesuatu untuk dijadikan penulisan bahan di blog, tapi mood untuk menulis cerita pada saat itu sedang on.

                Kejadian di dalam cerita Balon Pecah mungkin agak sama seperti yang terjadi saat itu. Banyak sekali balon-balon yang ditiup orang-orang di situ, dan aku ikut membantu juga. Namun ada satu bagian yang aku kembangkan sedikit di bagian akhir cerita. Lucu sekali.

                Aku teringat saat temanku sedang terburu-buru mengerjakan tugas sekolahnya, dan pada saat itu sudah lewat tengah malam, dan yang membuatnya tambah gelisah ialah saat ia ingat kalau dia belum sholat isya. Aku terinspirasi di kejadian itu sehingga aku jadikan bagian akhir cerita.

                Memang, untuk kategori cerpen, Balon Pecah benar-benar masih jauh dari kriteria. Cerpen setidaknya memerlukan kurang lebih 6000 kata, sedangkan Balon Pecah hanya 433 kata. Mungkin balon pecah hanya bisa dikategorikan untuk tulisan di buku diary ku saja, namun aku bangga bisa menulis sesuatu yang bergaya cerpen atau novel seperti itu, karena salah satu impianku dari dulu ialah menjadi penulis novel.

                Banyak sekali kekurangan di sana-sini yang perlu diperbaiki di penulisanku, namun aku percaya ini bisa menjadi langkah awal untukku untuk berkarya lebih baik lagi.

                Terima kasih telah membaca. J

 

Aprizky