Full Gospel Indonesia

Info

 
 

Files

 

Siaran

 

 

 

 

 

Spiritual Leadership – 2

 

Four Qualities Needed to be a Great Leader
(Empat Kualitas yang Diperlukan untuk Menjadi Seorang Pemimpin yang Handal)

 

David Yonggi Cho.

Semua hamba-hamba Tuhan memimpin dan mengarahkan iman jemaat dalam posisi kepemimpinan mereka, entah mereka menyukainya atau tidak. Tanggung jawab kepemimpinan bukanlah sesuatu hal yang dapat dijalankan dengan mudah. Tetapi, semakin besar tanggung jawab kepemimpinan itu, semakin besar pula penghargaan yang diberikan jika dapat memenuhi peranan tersebut.

Jika suatu bangsa dapat memilih para pemimpinnya dengan baik, maka bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi negara yang besar. Tetapi, jika salah memilih pemimpin, bangsa tersebut akan menuju kehancuran. Keberhasilan dan jatuhnya suatu negara berada di tangan para pemimpinnya.

Ini sama halnya seperti dalam dunia bisnis. Tidak peduli betapa hebatnya kemampuan para pekerja di suatu perusahaan, jika kepemimpinannya kurang, maka perusahaan tersebut akan segera mengalami kebangkrutan. Tetapi, jika sang pemilik atau para direksi menyediakan suatu kepemimpinan yang handal, maka perusahaan tersebut akan berkembang dan berhasil.

Oleh karena itu, semua hamba-hamba Tuhan yang berada dalam posisi kepemimpinan harus berdoa tanpa henti dan memberikan usaha terbaik mereka dalam segala hal. Mereka harus melakukan yang terbaik melalui kemampuan mereka agar dapat memperluas kerajaan Allah.

Orang biasa cenderung untuk meniru para pemimpinnya. Mereka mulai meniru para pemimpinnya bukan hanya dalam hal penggunaan kata-kata dan kelakuan, tetapi mereka juga meniru cara berpikir para pemimpin mereka. Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap ringan posisi kita sebagai gembala dan sebagai seorang pemimpin ketika kita mengarahkan para jemaat kita. Para jemaat akan banyak dipengaruhi oleh kepemimpinan kita. Coba kita lihat komunitas sel (home cell). Jika pemimpin komunitas sel ini handal, maka seluruh komunitas sel ini akan meningkat hari demi hari. Sebaliknya, jika komunitas sel ini kurang dalam hal kepemimpian maka komunitas sel ini akan mengalami banyak penurunan.
Apa yang harus kita lakukan untuk menjadi pemimpin-pemimpin handal yang dibanggakan Tuhan? Saya mengusulkan empat kualitas yang dapat membantu kita untuk mengembangkan kepemimpinan kita.

Yang pertama, untuk menjadi seorang pemimpin yang handal, kita harus dengan cepat memahami kebutuhan orang-orang dan memenuhinya. Sebagai contoh, seorang pedagang harus dengan cepat memahami kebutuhan para produsen, konsumen dan situasi terkini dalam pendistribusian order agar dapat meraih sukses dalam bisnisnya.

Ketika kita melakukan suatu bisnis di pasar dunia, perluasan kapasitas produksi tidak akan menjamin kesuksesan dalam bisnis kita. Ketika melakukan produksi, kita harus memahami dan menganalisa status produksi dari barang-barang di seluruh dunia dan berdasarkan itu kita harus mencocokkannya dengan pabrik kita. Hanya analisa yang teliti dan pemahaman yang sepenuhnya yang dapat membawa kesuksesan.

Sama seperti hal di atas, mereka yang kurang memiliki kemampuan dalam memahami dan menganalisa kebutuhan orang lain tidak dapat menjadi seorang pemimpin. Kami para pendeta harus tahu dengan tepat apa yang jemaat inginkan dan perlukan, dan di dalam memenuhi kebutuhan mereka, kami harus berjalan di depan mereka.

Ketika seorang pendeta naik ke atas mimbar untuk membawakan khotbah, pendeta tersebut mula-mula harus mengerti kebutuhan jemaatnya, dan kemudian ia harus merenungkan benar-benar Firman Tuhan dan pesan Tuhan itu agar dapat memenuhi kebutuhan para jemaat. Tetapi, apabila seorang pendeta mengajarkan suatu pesan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan para jemaat, tetapi hanya merupakan etika filosofis dan teologia, maka khotbah tersebut akan menjadi tidak berarti.

Alasan mengapa saya memberitahu jemaat saya agar selalu mengharapkan mujizat adalah karena saya tahu bahwa setiap dari mereka menginginkan mujizat dalam kehidupan mereka. Ada banyak orang yang memerlukan bantuan dan sedang menghadapi masalah di luar kemampuan mereka. Dalam situasi yang seperti ini, kita harus mempunyai harapan akan mujizat agar dapat terus menjalani kehidupan tersebut.

Ketika seorang pendeta mengunjungi sebuah rumah, hal yang sama juga harus diterapkan. Hamba Tuhan harus mempersenjatai dirinya dengan doa dan Firman Tuhan. Namun, pertama-tama ia harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan keluarga tersebut, lalu kemudian memberikan jawaban atas kebutuhan mereka tersebut. Tidak peduli seberapa hebat Firman Tuhan itu, ada waktunya dan ada tempatnya dimana Firman tersebut dapat sungguh-sungguh menolong.

Hamba-hamba Tuhan harus terus menerus tanggap dan harus bisa menganalisa. Apa yang dibutuhkan para jemaat? Apa yang sedang mereka pikirkan? Dalam hal apa mereka membutuhkan pertolongan? Pertanyaan-pertanyaan ini harus selalu ada di dalam pikiran para hamba Tuhan.

Yang kedua, untuk menjadi seorang pemimpin yang handal, kita harus memiliki kemampuan untuk membuat orang lain sukses. Di antara berbagai macam tipe pemimpin, ada tipe pemimpin otoriter. Para pemimpin otoriter tidak mempedulikan ide-ide atau pendapat dari orang yang berada di bawahnya. Para pemimpin tipe ini menyuruh orang-orang agar mematuhi perintah-perintahnya. Mereka ini akan memanfaatkan bawahan mereka, lalu mengabaikannya.

Tipe lainnya yaitu tipe pemimpin mekanis. Mereka ini sangat terikat dengan aturan-aturan yang mereka ikuti. Tipe pemimpin seperti ini telah kehilangan rasa kemanusiaannya dan menjadi mesin virtual. Pemimpin seperti ini tidak dapat membantu orang lain agar menjadi sukses.

Ada beberapa pemimpin yang dengan senang hati membantu orang lain agar menjadi sukses. Menolong orang lain bukan berarti mengambil orang-orang dari jalanan dan mentoleransi kemampuan mereka yang kurang. Seorang pemimpin yang mampu membantu orang lain agar menjadi sukses mula-mula harus mampu mengevaluasi orang lain, kemudian mengarahkan mereka kepada tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan mereka. Dengan demikian, mereka dapat bekerja dengan senang dan mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan.

Memastikan bahwa orang yang tepat telah ditempatkan di tempat yang tepat merupakan tanggung jawab seorang pemimpin. Untuk melakukan hal ini, seorang pemimpin harus mempunyai minat dan fokus yang tetap terhadap orang-orang yang mereka pimpin. Dengan melihat talenta yang berbeda-beda di dalam diri tiap-tiap orang, seorang pemimpin harus mampu mendorong mereka untuk mengembangkan talentanya. Apabila sang pemimpin menemukan bahwa seseorang sedang berusaha dan sedang berjuang dengan pekerjaan yang sebenarnya tidak cocok untuknya, maka pemimpin tersebut harus mencarikannya pekerjaan baru. Sedangkan terhadap orang-orang yang kurang mempunyai kemampuan, sang pemimpin harus mendorong dan mengajari mereka sehingga mereka menjadi mampu untuk melakukan pekerjaannya. Kita semua harus mempraktekkan kepemimpinan yang seperti ini.

Yang ketiga, untuk menjadi seorang pemimpin yang handal, kita harus selalu memiliki semangat untuk mempelopori dan harus selalu bergerak maju. Kebanyakan orang hanya diam di tempat, mereka hanya berusaha agar keadaan tetap seperti itu. Ini dikarenakan mereka lebih memilih untuk amannya saja daripada hidup dalam ketidakpastian.

Apabila seorang pemimpin hanya mencari rasa aman saja sewaktu ia memimpin suatu kelompok, maka ia telah kehilangan tujuannya sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang handal harus mempunyai sifat petualang dan agresif. Ide-ide baru harus dipikirkan dan diterapkan meskipun ide-ide tersebut mungkin mengakibatkan ketidakpastian dan membawa bahaya. Pertumbungan dan perkembangan selalu diikuti oleh sejumlah bahaya.

Seorang pemimpin harus terus mengembangkan dan memperluas dirinya agar dapat menjadi pemimpin yang lain daripada yang lain. Saya telah mendapatkan banyak kesempatan untuk bertemu dengan para pemimpin yang terkenal di dunia dan berbicara dengan mereka. Saya telah menemukan bahwa mereka semua mempunyai satu persamaan yaitu: mereka semua terlihat sedikit fanatik di dalam beberapa hal tertentu. Mereka kadang-kadang mengatakan hal-hal yang sulit dimengerti dengan sudut pandang biasa. Mereka semakin menjauh dari realita dan menemukan hal-hal yang baru untuk dikerjakan. Oleh karena itu, orang-orang yang benar-benar berpegang pada realita akan mengalami kesulitan untuk memahami mereka.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang handal, pikiran kita harus lebih maju daripada orang lain, dan kita harus menjadi pemimpin yang selalu bekerja keras. Semua hamba-hamba Tuhan adalah pemimpin. Oleh karena itu, kita harus memiliki gol yang jauh ke depan dan berusaha keras untuk meraihnya dengan segala usaha. Maka kita dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang handal.

Yang keempat, untuk menjadi seorang pemimpin yang handal, kita harus menginvestasikan semua usaha kita untuk pengembangan diri. Kita harus membayangkan seberapa banyak kita telah mengembangkan dan meningkatkan diri sejak tahun lalu sambil bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang lebih baik lagi? Bagaimana caranya agar saya dapat menjalankan tugas saya sebagai pendeta dengan lebih efektif?". Selain itu, kita harus melakukan yang terbaik untuk pengembangan diri kita.

Saya menghabiskan banyak energi untuk melakukan pengembangan dan peningkatan diri. Saya selalu berpikir tentang bagaimana meningkatkan diri saya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Di antara para pemimpin besar yang ada di Alkitab dan di dunia, tak seorang pun yang malas untuk melakukan peningkatan diri. Musa sebagai contoh. 40 tahun berada di padang gurun merupakan suatu periode yang berharga untuk mengembangkan diri. Bagi Paulus, tiga tahun berada di Arab merupakan periode penting dalam pengembangan diri. Lihatlah juga para pemimpin politik yang handal. Meskipun ada bermacam-macam kesulitan, mereka tak pernah menyerah dalam usaha mereka untuk meningkatkan diri mereka sendiri. Walaupun berada di dalam penjara atau terbaring di ranjang rumah sakit dan berjuang untuk hidup, mereka terus meningkatkan diri.

Berkali-kali kita perlu menjauhkan diri dari pekerjaan kita dan mencari suatu tempat yang tenang untuk berdoa dan sendirian dengan Tuhan. Untuk meningkatkan diri, mula-mula kita harus membuat inventaris (daftar) mengenai diri kita sendiri. Seperti seorang penjaga toko yang harus selalu berjaga-jaga dan memperhatikan barang-barang yang ada di rak, maka para hamba Tuhan juga harus melihat ke dalam diri mereka sendiri dan membuat inventaris mengenai kelebihan dan kekurangan mereka. Untuk melakukan hal ini membutuhkan waktu, tetapi hal ini benar-benar perlu dilakukan.

Lihatlah para CEO atau para eksekutif perusahaan. Tentu saja mereka sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Tetapi jika kita melihat mereka lebih dekat, kita akan terkejut karena kita akan menemukan bahwa mereka banyak menghabiskan waktu mereka untuk mengembangkan dan meningkatkan diri. Ketika kita tidak bisa merefleksikan pada diri kita sendiri untuk menemukan kelemahan-kelemahan yang perlu dikuatkan, maka kita akan menemukan bahwa kita tidak akan mampu memimpin.

Para hamba Tuhan, marilah kita menguji kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita melihat kesalahan kita, marilah kita bertobat dan mencari cara untuk memperbaiki kelemahan yang kita miliki dengan membaca buku-buku atau dengan menerima saran dari orang lain. Marilah kita melakukan yang terbaik untuk meningkatkan diri kita.

Saya telah memberikan empat kualitas untuk menjadi seorang pemimpin yang handal. Semua orang, baik yang besar maupun yang kecil adalah pemimpin. Mari kita ambil keempat kualitas ini dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari kita sehingga kita mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang handal.

Apabila kita mengikuti panduan ini, maka kita pasti akan menjadi pemimpin-pemimpin yang handal dan kita akan mampu memimpin orang-orang yang berada di bawah kita secara efektif dan bijaksana agar mereka dapat mencapai kesuksesan.

 
 
 
1
Hosted by www.Geocities.ws