Home > Artikel > 20 Tahun Perangkat Lunak Bebas: Popularitas atau Kemerdekaan?

20 Tahun Perangkat Lunak Bebas:

Popularitas atau Kemerdekaan?

Sebuah artikel yang ditulis oleh Richard M Stallman pada tanggal 5 Januari 2004 menandai 20 tahun pergerakan perangkat lunak bebas (free software). Dlam tulisan itu, Richard (RMS) mengakui bahwa cita-citanya untuk menulis sebuah sistem operasi yang sepenuhnya bebas (GNU) belumlah tercapai. Sebenarnya, sistem operasi GNU cuma kurang satu komponen, yang sayangnya sangat vital, yaitu kernel (inti) sistem operasi. Kernel yang disebut HURD ini mulai dikembangkan tahun 1990, dan sampai sekarang belum juga siap digunakan karena kurangnya dukungan pengembang sehingga banyak bug yang masih ada. Di sisi lain, sebuah sistem operasi yang memanfaatkan sistem GNU yang digabungkan dengan kernel yang disebut Linux, sehingga populer dengan sebutan GNU/Linux (atau cukup Linux saja) berkembang dengan pesatnya, dari projek pribadi seorang Linus Torvalds menjadi sebuah sistem operasi yang menantang dominasi Microsoft.

Popularitas Linux ini adalah sebuah berkah bagi cita-cita GNU (dan RMS) tentang sebuah sistem operasi yang sepenuhnya bebas. Di sisi lain, popularitas itu juga mulai mengkhawatirkan karena dalam perkembangannya semakin banyak perangkat lunak yang dikembangkan untuk Linux, sebagian di antaranya berlisensi komersial dan bersifat tertutup (tidak bebas). Di satu sisi, kehadiran perangkat lunak jenis ini, yang biasanya sudah populer di kalangan pengguna, akan menambah popularitas Linux dan dapat meyakinkan banyak pihak untuk beralih ke Linux. Di sisi lain, perangkat lunak tertutup ini mengurangi kebebasan menggunakan Linux, dan bagi RMS hal ini adalah suatu kemunduran.

Menurut pendapat Penulis, kehadiran perangkat lunak tertutup haruslah disikapi secara bijak. Pengembangan perangkat lunak bebas memerlukan waktu, sementara ada banyak bidang usaha yang memerlukan solusi teknologi komputasi segera untuk kelangsungan usaha mereka. Membiarkan mereka menunggu sampai sebuah perangkat lunak bebas tersedia untuk mereka sebelum beralih ke Linux atau sistem operasi bebas tentu bukan pilihan yang bijaksana. Pilihan yang bijaksana adalah meyakinkan mereka untuk menggunakan solusi yang ada sambil mengajak mereka untuk ikut mengembangkan perangkat lunak bebas yang setara dengan perangkat lunak yang mereka gunakan, dengan pertimbangan bahwa dalam jangka panjang usaha ini akan menguntungkan karena dapat menambah kemandirian dan pengetahuan akan sistem yang digunakan. Tidak ada yang salah dengan popularitas, justru pengembangan perangkat lunak bebas membutuhkan popularitas, karena semakin banyak pengembang yang terlibat, semakin banyak pernagkat lunak bisa dikembangkan dan semakin baik kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Popularitas akan merangsang pemgembangan (ingat kasus Windows vs Mac vs OS/2?), dan dalam hal ini GNU/Linux vs BSD vs GNU/Hurd sebagai sesama sistem operasi bebas. Di sisi lain, popularitas akan merangsang penyerangan (virus, worm, trojan horse, exploit) terhadap sistem yang bersangkutan.

Dua puluh tahun telah berlalu sejak momentum RMS meninggalkan MIT untuk mendirikan GNU untuk menciptakan sistem operasi yang sepenuhnya bebas. Banyak hal terjadi sejak saat itu, terutama dalam dekade 90-an dengan munculnya Linux, yang mengubah sejarah perangkat lunak bebas ke arah pengembangan massal (disebut metode bazaar). Pada tahun 1997 istilah open source diperkenalkan bersamaan munculnya projek Mozilla dari Netscape, tumbuh dan matinya berbagai distro Linux, dan akhirnya GNU/Linux menjadi sistem operasi nomor dua di dunia saat ini dan menjadi sistem operasi bebas terpopuler sebagai ujung tombak pengembangan perangkat lunak bebas. Selamat ulang tahun Free Software, selamat ulang tahun GNU, long live free software, GNU, open source, and Linux!

Artikel Terkait

back to index


Homepage ini seisinya © 2002-2007 oleh Imam Indra Prayudi 1