Home > Artikel > Pedoman Umum Instalasi Linux

Pedoman Umum Instalasi Linux

Menginstalasi Linux sulit ? Tidak lagi. Mungkin dua-tiga tahun yang lalu memang benar karena pilihan distro yang terbatas dan belum nge-trend-nya penggunaan Linux sebagai sistem operasi desktop sehingga instalasi Linux hanya bisa dilakukan para opreker atau para system administrator yang menggunakan Linux untuk server. Booming Linux yang terjadi mulai tahun 1999 telah mendorong lahirnya distro-distro baru yang menekankan pada kemudahan instalasi dan konfigurasi. Distro-distro lama, umumnya yang berbasis perusahaan komersial pun berlomba-lomba mempermudah metode instalasinya. Sekarang ini hampir semua disto populer menggunakan metode instalasi berbasis grafis yang mirip instalasi Windows.

Sebelum menginstalasi Linux, hendaknya dilakukan persiapan sebagai berikut :

  1. Fisik dan mental, dan waktu yang cukup luang
  2. Catat dan kalau bisa hafalkan konfigurasi teknis PC anda, mulai dari tipe prosesor, chipset motherboard, kapasitas harddisk, ukuran RAM, merk dan spek teknis VGA card (besar RAM, tipe chipset), sound card (chipset, IRQ, I/O address, DMA), monitor (tipe, resolusi max, refresh rate vertikal/ horisontal), mouse (port, jumlah tombol), keyboard, printer, CD-ROM drive, ethernet card, modem, dan apapun yang melekat ke PC anda.
  3. Siapkan media source instalasi. Umumnya, dan sangat disarankan, untuk melakukan instalasi menggunakan CD. Kecuali distro-distro terbaru (RedHat 7, SuSE 7, Mandrake 7.x, yang menggunakan 2 CD) CD yang digunakan hanya CD pertama (CD instalasi).
  4. Persiapkan space harddisk untuk menampung Linux, gunakan software partisi seperti MS-DOS FDisk (hanya untuk hardisk kosong), FIPS, atau PartitionMagic (disarankan versi 4 ke atas) bagi yang ingin menggunakan Linux bersama-sama sistem operasi lain (biasanya Windows). Sediakan space minimum 500 MB, disarankan 1 GB ke atas. Catatan : Bila anda menggunakan PartitionMagic anda bisa langsung membuat partisi ext2 (sistem file Linux) dan swap, dan memformatnya sekaligus.
  5. Persiapkan media boot. Jika PC anda bisa disetel untuk booting dari CD-ROM, lakukan setting agar sistem di-boot dari CD-ROM lebih dahulu. Jika tidak bisa, lakukan instalasi dari Windows (menggunakan loadlin), atau membuat bootdisk (menggunakan program RAWrite, cari di CD instalasi, lalu gunakan image yang tersedia di \img), dan jangan lupa menyetel urutan boot ke floppy (A:) terlebih dulu.

Instalasi Linux secara umum dibagi menjadi :

  1. Inisialisasi hardware, yang meliputi : deteksi mouse, keyboard, adapter SCSI (kalau ada).
  2. Pengaturan partisi, dengan asumsi bahwa Linux akan digunakan bersama-sama sistem operasi lain (di sini diasumsikan Windows). Bagilah partisi kosong (yang tidak ditandai sistem file FAT/FAT32/DOS/Win atau partisi kosong yang sengaja disiapkan) minimum menjadi dua partisi, / (root) dan swap. Supaya lebih mudah, buatlah partisi swap lebih dahulu, besarnya kurang lebih dua kali kapasitas RAM, maksimum 128 MB per partisi (partisi swap bisa lebih dari satu), baru sisanya untuk partisi / (root). Untuk distro terbaru, biasanya disediakan opsi partisi otomatis.
  3. Pemilihan paket software, menginstal satu distro berarti menginstal software aplikasinya. Anda bisa memilih satu per satu, menggunakan sistem menu (namun ingat, untuk distro Debian ada 4000 paket!) atau menggunakan sistem preconfigured, seperti pada Caldera atau SuSE. Jika anda bingung, lewati saja tahapan ini, selanjutnya anda dapat menggunakan tool packaging untuk menambah / mengurangi paket yang terinstal.
  4. Inisialisasi sistem, meliputi pemilihan daerah waktu, pemilihan password root (administrator), penambahan user (jika perlu), konfigurasi jaringan, dan konfigurasi GUI (X Server), serta konfigurasi boot loader (pemilih sistem operasi). Setelah selesai, sistem akan di-boot ulang. Jangan lupa mengeluarkan media boot (bootdisk, CD-ROM) agar proses instalasi tidak berulang lagi.

Metode di atas bersifat sangat umum. Untuk masing-masing distro, akan dijelaskan di bawah ini :

  1. RedHat(juga Trustix, Mandrake) : Yang menggunakan distro RedHat di bawah versi 6.1 dan Mandrake di bawah versi 7.0 (metode instalasi non-grafis), hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : penggunaan Disk Druid untuk mempartisi, lakukan delete partition, new, masukkan besar space, tipe (Linux ext2 atau swap), mount point (/), grow (dipilih untuk partisi /).
  2. SuSE(di bawah versi 6.3) : Program partisinya agak membingungkan, prinsipnya hampir sama, buat swap dulu, baru root. Distro ini menyediakan konfigurasi software paket (basic, all, popular, programming, etc). Selesai instalasi anda harus login sebagai root dan menjalankan YaST untuk mengkonfigurasi ulang sebelum reboot. Catatan Penulis : untuk dapat menggunakan instalasi grafis (versi 6.3 ke atas), PC anda harus mempunyai RAM minimum 48 MB.
  3. Slackware: Software partisinya menggunakan Cfdisk (tampilan teks), gunakan menu yang tersedia di bawah. Ketikkan setup setelah selesai mempartisi untuk memulai instalasi. Pilih menu dari atas ke bawah satu per satu, dan ikuti instruksi sampai selesai.
  4. Debian/GNU: Metode instalasinya paling 'ribet' dan tidak disarankan bagi pemula dan yang kurang berminat ngoprek serta tak punya banyak waktu. Setelah mempartisi, anda harus mengkonfigurasi ulang modul-modul kernel, menginstal base system, langsung reboot, baru memilih paket software. Disarankan menginstal MC (Midnight Commander, versi GNU dari Norton Commander) labih dulu, baru menginstalasi yang lain menggunakan MC.
  5. Caldera (juga EasyLinux): Instalasinya sudah 100% grafis sehingga nyaris tidak ada kesulitan berarti bagi pemula. Anda bahkan bisa bermain tetris sambil menunggu semua paket software terinstalasi.

back to index


Homepage ini seisinya © 2002-2007 oleh Imam Indra Prayudi 1