Home > Artikel > Ngoprek, Linux, dan Dominasi Dunia

Ngoprek, Linux, dan Dominasi Dunia

Ngoprek, biasanya diartikan "suatu kegiatan mengutak-atik komputer seisinya dengan atau tanpa tujuan tertentu". Dari mana asal kata itu, dari bahasa mana, dan apa arti sebenarnya masih merupakan tanda tanya besar. Namun diperkirakan asalnya dari istilah di dunia komputer, phreaker, yang diartikan perusak. Phreaker adalah varian dari hacker, yaitu seseorang yang mempunyai kebiasaan dan kesenangan mengutak-atik sistem komputer lain untuk mencari jalan masuk ke sistem itu, biasanya lewat internet. Jadi phreaker adalah hacker yang bertujuan merusak sistem yang berhasil dimasuki. Namun, ngoprek, seperti yang selama ini dikenal, diartikan lebih luas, tidak terbatas pada sistem jaringan atau source code suatu aplikasi atau membongkar proteksi suatu program (lebih dikenal dengan istilah cracker), sebagai keseluruhan sistem komputer (khususnya PC) baik hardware maupun software. Jadi, istilah ngoprek mencakup hacker, phreaker, cracker, dan lain-lain kegiatan yang menjadikan komputer sebagai objek 'permainan'.

Dulu, saat komputer pribadi (PC) dianggap barang mewah, dan kegunaannya terbatas pada pengganti mesin ketik dan bermain digger, kegiatan ngoprek terbatas pada pemrograman menggunakan Basic, Pascal, atau Assembler. Ketika internet mulai meluas, maka muncul pula kegiatan ngoprek di internet (menembus server lain), dan akhirnya muncullah Linux, sebagai sistem operasi yang ngoprek-friendly, yang source codenya diberikan secara cuma-cuma dan popularitasnya yang terus menanjak, bahkan tahun 1999 mengalami booming, dan melahirkan trend baru di kalangan para pengguna PC, kalau tidak bisa dikatakan sebuah demam baru, seperti yang dicita-citakan penciptanya Linus Torvalds saat digigit penguin, menimbulkan rasa ingin tahu dan penasaran atas Linux. Bisa dikatakan bahwa mereka yang tidak tahu Linux sebagai ketinggalan zaman, seperti halnya lima tahun yang lalu terjadi pada Windows 95. Lalu, apakah Linux akan berhenti sebagai trend atau demam yang akan digantikan yang lain, dan terlupakan? Mengamati perkembangan yang terjadi belakangan ini sebenarnya ada beberapa hal yang pantas dicermati, ada prediksi positif dan negatif mengenai masa depan Linux sebagai sistem operasi dan Linux sebagai 'way of life' seperti yang dibanggakan oleh para pendukung fanatiknya.

Dari sudut pandang optimis bisa dikatakan bahwa perkembangan Linux (baca : di dunia Linux) akhir-akhir ini semakin menunjukkan masa depan yang semakin cerah bagi Linux. Semakin banyaknya pengguna, yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka pengguna Linux (mencapai 5% dari total pasar sistem operasi) dan diperkirakan akan terus tumbuh, semakin banyaknya aplikasi sehari-hari yang tersedia, semakin banyak dukungan bagi peripheral dan juga dukungan teknis resmi maupun tidak resmi, dan kesadaran yang mekin meningkat akan hak cipta (copyright). Hal terakhir inilah yang selama ini gencar disuarakan oleh para produsen software komersial untuk memerangi pembajakan atas produk mereka. Bagi para konsumen perorangan, khususnya di negara berkembang, yang untuk makan sehari-hari saja susah, membeli software komersial adalah suatu keniscayaan, apalagi dengan nilai tukar dolar yang naik-turun. Belum lagi keharusan untuk selalu mengupgrade secara teratur, dan masih harus mewaspadai kemungkinan munculnya bug, yang tidak dapat kita perbaiki sendiri karena kita tidak tahu source codenya dan harus menunggu sampai produsennya mengeluarkan patch / updatenya. Kesadaran akan hak cipta atau kondisi kepepet karena harus menggunakan software yang legal, sekarang dapat menemukan jalan keluarnya dengan hadirnya Linux. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, Linux bukan hanya gratis, tetapi juga bebas dioprek semau kita, dengan syarat, hasil oprekan kita itu juga tersedia untuk umum. Sistem GNU GPL (GNU Public License) menjamin ketersediaan source code Linux dan turunannya untuk siapapun yang menginginkannya. Bukan hanya Linux, yang di sini berarti kernel sistem operasinya saja, namun sebagian besar aplikasi dan distribusi Linux juga bersifat GPL, sebagian lagi bersifat freeware (gratis tanpa source code tersedia), dan sebagian lagi bersifat shareware/commercial. Jadi, dengan menggunakan Linux kita mendapat dua keuntungan sekaligus : mematuhi hak cipta (karena gratis) dan menambah pengatahuan 'ngoprek' kita karena kita akan sedikit 'dipaksa' untuk memahami cara kerja komputer, hardware dan softwarenya bila ingin menggunakan Linux.

Pertanyaannya sekarang adalah : Apakah Linux sudah layak menjadi pilihan sistem operasi bagi saya sekarang ini? Bila itu yang anda tanyakan maka jawabannya adalah ya, mengingat distribusi Linux terakhir semakin mudah digunakan dibandingkan satu dua tahun yang lalu, relatif lebih mudah didapatkan. dukungan yang makin luas, referensi yang semakin banyak, dan bila anda tidak memulai sekarang maka percaya atau tidak anda akan rugi suatu hari nanti, karena jika ketentuan hak cipta mulai diberlakukan, maka anda tidak punya alternatif lain selain harus membeli semua software yang anda gunakan. Meskipun, memang pada saat ini belum semua aplikasi yang biasa kita gunakan di Windows dapat kita temukan penggantinya di Linux, apalagi bila Anda seorang maniak gamer, secara umum kita bisa melakukan perkerjaan sehari-hari kita di Linux. Satu-satunya alasan mengapa tidak menggunakan Linux sekarang ini adalah bila anda tinggal di negeri antah-berantah yang terpencil, terisolasi dari dunia luar. Mau tahu tentang Linux? Anda tinggal mencari di media, baik cetak (koran/majalah) atau di internet, atau tanya teman-teman anda yang hobinya ngoprek. Mau langsung menginstal Linux di komputer anda atau komputer lain yang biasa anda gunakan ? Anda tinggal beli CD distro Linux yang banyak dijual di toko-toko penjual CD-ROM (jangan takut, dijamin halal) atau bisa pinjam ke teman sekalian minta diajari cara instalasinya, atau jika memang memungkinkan, bisa menginstalnya lewat internet (via FTP) atau download keseluruhan distro, lalu ditransfer ke CD-R (tidak direkomendasikan bagi pemula dan opreker kere macam kami).

Mengapa harus Linux ? Apakah memang tidak ada alternatif lain ? Apakah memang pada nantinya semua orang akan memakai Linux ? Apakah Linux mempunyai masa depan yang jelas sebagai suatu sistem operasi ? Banyak pertanyaan yang dapat dilontarkan bila dihadapkan dengan pemilihan Linux sebagai sistem operasi komputer anda. Namun, apakah sesungguhnya yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sistem operasi? Satu hal yang pasti, sistem operasi bukanlah segala-galanya, namun komputer anda tidak akan beroperasi tanpa sistem operasi. Sebagai pengguna / konsumen, anda berhak memilih sistem operasi yang terpasang pada komputer anda. Beberapa tahun yang lalu anda hanya dihadapkan pada satu pilihan, Windows. Sekarang, banyak pilihan yang bisa diambil : Windows (3x, 9x/ME, NT, 2000), Linux, xBSD, BeOS, dan MacOS . Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya. Windows dikenal sangat luas dukungannya, terluas sampai saat ini namun bersifat komersial dan propietary (tertutup). XBSD mempunyai sifat dasar seperti Linux (murah, handal, dan serba guna), namun dukungan aplikasi dan device driver tidak sebagus Linux karena lisensinya hanya mendukung satu distro resmi yang menyebabkan kurangnya promosi dan dukungan di kalangan perusahaan besar. BeOS mungkin merupakan sistem operasi ynag paling mudah digunakan saat ini, namun lagi-lagi dukungan aplikasinya sangat kurang, apalagi BeOS bersifat komersial. MacOS hanya bisa dijalankan di platform PowerPC (yang mahal, dan nggak ada versi rakitannya). Jadi, mengapa Linux?, karena Linux mengatasi beberapa kekurangan sistem-sistem operasi di atas :

  1. Linux murah, karena dilindungi oleh lisensi GPL, sehingga source codenya dapat diperoleh secara gratis, tidak perlu membayar lisensi lagi, begitu pula sebagian besar aplikasi Linux pun berlisensi GPL (kecuali beberapa aplikasi besar yang ditujukan bagi pemakai korporat). Para distibutor (baca:pembuat distro) selalu menyediakan versi GPL dari distro resminya (biasanya CD instalasinya), dan bahkan ada distro yang bersifat nonkomersial seperti Debian/GNU Linux dan Stampede.
  2. Linux handal, karena sejak awal didesain sebagai sistem operasi yang Unix-like (mirip unix) yang POSIX-compliant, sistem lisensi GPL yang diambil memungkinkan perbaikan dan penambahan fasilitas yang cepat serta penemuan dan perbaikan bug yang cepat pula. Para pengembang Linux, dan aplikasi-aplikasi pendukungnya tersebar di seluruh dunia dan telah berpengalaman selama bertahun-tahun sejak pertama kali lahirnya Linux. Linux dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari web server, FTP server, mail server, internet router, file server, workstation, sampai PC desktop biasa. Linux dapat dijalankan pada processor Intel (mulai 386 dan clonenya seperti AMD, Cyrix,), PowerPC (Mac), Alpha, dan UltraSPARC.
  3. Dukungan untuk Linux terus berkembang dan mulai menyamai dukungan bagi MacOS, dan hanya kalah dari Windows dalam hal ini. Dukungan dalam hal ini dalam bentuk tersedianya device driver dan aplikasi. Bahkan dalam soal aplikasi, aplikasi di Linux tersedia dengan kemampuan standar dan harga yang murah (kebanyakan malah gratis), seperti StarOffice dan KOffice (gantinya MS Office), AbiWord, Klyx, dan WordPerfect (gantinya MS Word), GIMP dan PhotoPaint (gantinya PhotoShop), Dia (gantinya Visio). Dukungan juga dapat diartikan dukungan teknis dari perusahaan besar, seperti IBM, VA Linux, RedHat, Caldera Systems, SuSE, dalam pengembangan Linux.
  4. Dengan sistem pengembangan Linux yang ada sekarang, memang tidak mudah menebak roadmap Linux di masa datang, namun satu hal yang pasti Linux akan sulit sekali mati / dimatikan, disebabkan pengembangannya yang terdistribusi. Bila Microsoft bangkrut, maka Windows pun lenyap, bila Apple bangkrut, MacOS pun lenyap, bila Be bangkrut, BeOS pun lenyap. Namun, jika RedHat bangkrut, masih ada SuSE, Caldera, Corel, dan perusahaan distro lain. Bila semua perusahaan distro bangkrut, masih ada Debian dan Stampede yang dikembangkan secara sukarela.

Namun, di samping keunggulan-keunggulan di atas, Linux masih banyak kekurangannya seperti halnya:

  1. Dukungan untuk peripheral terbaru masih harus menunggu, karena komitmen para produsen hardware untuk mendukung Linux masih sangat kurang sehingga para pengembang Linux harus menulis driver untuk peripheral itu yang memakan waktu, sementara driver untuk Windows (dan platform lain yang didukung) langsung tersedia. Selain itu ada juga produsen yang menolak memberikan spesifikasi teknis produknya sehingga menyulitkan usaha pembuatan driver.
  2. Belum jelasnya standarisasi dalam dunia Linux, seringkali para pengembang software, khususnya pendatang baru, hanya menguji produknya dengan distro tertentu yang pangsa pasarnya tinggi, dan menyulitkan pengguna distro lain. Juga disebabkan oleh konsekuensi gratisnya sebagian besar software di Linux sehingga dukungan teknis dan kemudahan instalasi menjadi agak terlupakan.
  3. Karena sifatnya yang non-komersial, platform Linux dianggap kurang menarik bagi para pemilik standar de facto yang berteknologi propietary, seperti QuickTime, Windows Media, dan DVD untuk mem-port aplikasi, atau minimal membuka spesifikasinya ke komunitas Linux. Selain itu, keragaman standar GUI di Linux yang menguntungkan di satu sisi, cukup menyulitkan para pengembang aplikasi berbasis GUI, namun hal ini nampaknya mulai bisa diatasi dengan dirilisnya sejumlah aplikasi RAD seperti Glade dan KDevelop.
  4. Instalasi Linux belum semudah Windows (jangan dibandingkan dengan MacOS, apalagi BeOS), namun sebenarnya kesulitan terbesar adalah soal pembagian partisi. Dengan perkembangan akhir-akhir ini instalasi Linux semakin mudah, dan bahkan masih cukup fleksibel untuk dikustomisasi. Terima kasih pada Caldera OpenLinux yang telah mulai mengembangkan proses instalasi berbasis grafis sejak tahun 1997.

Jadi, benarkah Linux akan menguasai dunia seperti halnya Microsoft (MS Windows) sekarang ini? Mungkin, namun harus diingat bahwa kalaupun nanti Linux menjadi platform yang dominan, maka tidak ada pihak yang terlalu diuntungkan kecuali para user, karena Linux adalah pada dasarnya adalah mengenai pilihan. Anda bebas memilih distro yang anda sukai, satu, dua, atau dua belas pun tidak masalah. Dari satu distro, anda bebas memilih tampilan desktop anda, bebas mengupgrade dengan komponen distro lain atau bahkan hanya dengan mendownloadnya dari internet, bahkan jika anda hanya menggunakan distro semacam WinLinux dan PhatLinux (yang diinstal di partisi Windows), anda pun berhak menyandang gelar linux user. Jadi, tunggu apa lagi? mulailah ber-Linux ria! Are you Linux yet ?

Artikel Terkait

back to index


Homepage ini seisinya © 2002-2007 oleh Imam Indra Prayudi 1