WEJANGAN-WEJANGAN KI AGENG SURYOMENTARAM

KESAKSIAN  KI  PRONOWIDIGDO

HARIAN BERITA BUANA - Senin, 22 September 1975

Sekitar Pencetus Idee Pembentukan Peta
Ki Pronowidigdo: "Gatot Mangkupradja bekerja atas perintah Bung Karno"




PENJELASAN REDAKSI

Kami muatkan hasil wawancara pembantu "Buana" di Yogyakarta dengan Ki Pronowidigdo pendiri/bekas guru Taman Siswa yang oleh Pemerintah telah diakui sebagai Perintis Kemerdekaan. Ki Pronowidigdo adalah salah seorang yang ikut menandatangani permohonan Ki Ageng Suryomentaram kepada pemerintah Jepang waktu itu untuk melatih pemuda-pemuda kita sebagai idee pembentukan PETA.

Maksud "Buana" memuat tulisan ini tak lain adalah untuk mencari kebenaran sejarah siapa yang sebenarnya pertama kali mencetuskan idee pembentukan PETA itu pada pemerintah pendudukan Jepang.

-- Redaksi.


Jogyakarta, (Buana):

Seperti kebiasaannya sehari-hari, waktu Ki Pronowidigdo menerima Pembantu Buana di Yogya mengenakan pakaian Jawa. Sambil membenarkan duduknya Ki Pronowidigdo memulai pembicaraan:

"Yaa demikianlah maksud kedatangan, ingin omong-omong tentang pembentukan PETA."

Ki Pronowidigdo lantas menjawab: "Ooo saudara mestinya tahu, bahwa saya ikut tanda tangan dengan darah." Kemudian ia minta waktu berpikir, untuk kumpulkan ingatannya. Setelah kira-kira 2-3 menit Ki Pronowidigdo bercerita, sebagai berikut:

Pada permulaan pendudukan Jepang, Ki Ageng Suryomentaram berunding dengan murid-murid serta teman-teman almarhum. Inti pembicaraan adalah apa sebab sampai Belanda menjajah Indonesia. Walaupun waktu itu telah lepas dari belenggu penjajahan Belanda, tetapi pertanyaan di atas perlu dikaji agar tidak terulang lagi hal yang sama menimpa tanah air kila. "Penduduk negeri Belanda itu tidak lebih dari 10 juta jiwa, sedang Indonesia lebih dari 70 juta jiwa pada saat itu. Aneh tetapi nyata. Apa sebab?" tanya Ki Prono. Lantas ia melanjutkan: "Karena Belanda punya bedil, dan berani perang". Maka mumpung Jepang datang, baiklah diminta bantuan untuk melatih perang. Jepang adalah salah satu bangsa Asia yang keberanian, pengetahuan serta persenjataannya bisa dianggap sama dengan bangsa-bangsa Eropa."


Sampaikan permohonan resmi

Setelah rembug itu matang maka Ki Ageng Suryomentaram dengan beberapa orang murid serta temannya menyampaikan permohonan resmi kepada pemerintah Jepang. Dua hal penting dalam permohonan itu yalah:

  1. Ucapan terima kasih karena Jepang berhasil singkirkan Belanda dari Indonesia.
  2. Agar tidak dijajah lagi, minta kepada pemerintah Jepang agar bangsa Indonesia diberi pelajaran berperang secara modern. Wadah untuk belajar berperang dan membela tanah air itu adalah Pembela Tanah Air (PETA).

Tetapi seorang pembesar Kenpei Tai (Polisi Militer Jepang) bernama ASANO kemudian menemui Ki Ageng Suryomentaram. Pembicaraan diadakan beberapa waktu lamanya. Intinya ASANO tanyakan apakah betul Kl Ageng Suryomentaram usulkan agar dibentuk Pembela Tanah Air (PETA). "Betul" jawab Ki Ageng Suryomentaram.

Hasil pembicaraan ini oleh Asano dilaporkan kepada Tenno Haika di Tokyo Jepang. Menggembirakan sekali bahwa pucuk pimpinan Jepang ini perintahkan kepada pimpinan pemerintah Jepang di Jawa (Seiko Shikikan) agar permohonan Ki Ageng Suryomentaram itu diluluskan.

Untuk mengimbangi dan memantapkan maka Ki Ageng Suryomentaram bersama dengan 9 orang temannya membuat pernyataan tertulis ditandatangani dengan darah masing-masing. Isinya: menyanggupi mendirikan Pembela Tanah Air (PETA), dikirimkan kepada pemerintah Jepang.
Sepuluh orang yang bertandatangan dengan darah tadi adalah:

  1. Ki Ageng Suryomentaram,
  2. Ki Pronowidigdo,
  3. Ki Prawirowiworo,
  4. Ki Atmosutidjo,
  5. Ki Asrar,
  6. Ki Hadidarmo,
  7. Ki Djojobondo,
  8. Ki Puspoatmodjo,
  9. R.L. Atmokusumo (putra Mangkukusuman),
  10. R.L. Surjaatmodjo (putra Surjaputran).

Ki Pronowidigdo terangkan bahwa masing-masing menitikkan darah jari-jarinya pada tandatangannya. Tiap nama dibagi dua, ditengahnya diberi tanda silang. Pada silang itulah dititikkan darah masing-masing. Seperti Ki Pronowidigdo dalam tandatangannya, nama Pronowidigdo dibagi dua: Prono + widigdo.

Ki Ageng Suryomentaram lantas buat buku pedoman yang dinamai "Jimat Perang" untuk bekal atau pedoman tentara-tentara Pembela Tanah Air. Karena saat itu "4 Serangkai" {Bung Karno - Bung Hatta - Ki Hajar Dewantara - KH Moh. Mansyur) sangat berpengaruh dalam masyarakat, maka Ki Ageng Suryomentaram menemui "4 Serangkai" agar pelaksanaan pembentukan PETA segera terwujud. Kecuali itu Ki Ageng Suryomentaram menyampaikan buku "Jimat Perang". Kepada Bung Karno antara lain Ki Ageng berkata: "Kita akan dirikan tentara yang berani berperang dan berani mati. Lantas siapa yang mau ikut kalau kita tidak punya jimat berani mati atau jimat perang."

Ki Pronowidigdo jelaskan bahwa Bung Karno menerima buku "Jimat Perang" dari Ki Ageng. Untuk pelaksanaan pembentukan PETA tentu saja "4 Serangkai" tidak bisa kerja sendiri. Maka Bung Karno menunjuk Gatot Mangkupraja untuk melaksanakannya.

Menjawab pertanyaan pembantu Buana, bahwa sekarang ada beberapa pihak yang menganggap bahwa Gatot Mangkupradja-lah yang pertama-tama cetuskan gagasan membentuk PETA maka Ki Pronowidigdo jelaskan bahwa itu lumrah. Sebab mereka belum tahu sejarah yang sebenarnya. Menurut ingatan Ki Prono, pernyataan yang ditandatangani dengan darah tersebut di atas ditulis dengan kertas biasa dengan tangan oleh Ki Atmosutidjo.

Buku "Jimat Perang" oleh Bung Karno dipergunakan untuk pegangan dan propaganda. Demikian Ki Prono.

Setelah PETA berdiri betul tidak ada hubungan lagi dengan Ki Ageng Suryomentaram, tetapi menurut Ki Pronowidigdo jelas banyak ide atau gagasan Ki Ageng yang dimanfaatkan dalam PETA.

Ki Pronowidigdo sekali lagi menegaskan kepada pembantu Buana agar tidak keliru: Yang benar menurut beliau adalah bahwa Gatot Mangkupradja bekerja atas perintah Bung Karno. Sedang sebelumnya Bung Karno telah menerima ide limpahan dari Ki Ageng Suryomentaram dan kawan-kawan.

Dari 10 orang penandatangan itu kini yang masih hidup 2 orang, yalah Ki Pronowidigdo dan Ki Asrar (63 th).

Sebelum pembantu Buana di Yogya pamit, Ki Prono minta untuk lebih melegakan, ia akan menulis surat pengakuan seperti terlampir. Disaksikan putranya, R.W. Dipurahalpita, pembantu Buana tuliskan pengakuan itu yang lantas ditandatangani beliau.

-- (Buana/P-Yun)


Hosted by www.Geocities.ws

1