TETESAN PASIR PUTIH

    Terik mentari yang memanaskan seluruh tubuh,angin deras menghantam alunan merdu yang di ciptakan oleh pasir yang berderu. Padang pasir seakan tak ada ujung nya bagi ketiga pemuda yang mengadu nasib mereka bersama. Sebut saja mereka Khalif , Umar , Hijab. Puluhan hari yang mereka lalui bersama serasa tak akan ada akhirnya. Mereka bertiga adalah pemuda yang menentukan nasib mereka dengan cara mengembara dengan di bekali ilmu bela diri yang telah mereka pelajari sejak mereka kecil dahulu. Letih adalah makanan sehari-hari mereka, dengan tujuan yang belum jelas mereka tetap menjalani pasir demi pasir di hadapan mereka. Alunan langkah kaki mereka menghantarkan mereka ke kota yang suram,sepi dan tak ada tanda-tanda kehidupan.

    Rasa letih yang mereka rasakan akhirnya berakhir setelah mereka melihat ada kota di depan mereka,tapi rasa bahagia yang mereka rasakan seakan pudar setelah melihat kondisi kota yang sangat menyedihkan. Detik demi detik mereka luangkan untuk menggeledah dan mencari apapun yang bisa mereka gunakan untuk bertahan hidup. Rumah kecil yang tak ada sinar sedikitpun adalah tempat yang pertama kali mereka geledah. Tetesan air mata mereka membasahi lantai rumah ketika mereka ingat akan kehidupan mereka dahulu bersama orang tua mereka di rumah kecil tanpa cahaya seperti ini. Dalam renungan malam dan suara nyanyian jangkrik terdengar suara gemuruh dari sudut rumah gelap tersebut. Rasa takut mereka pun muncul,tapi rasa itu dikalahkan dengan rasa kecurigaan mereka akan hal yang ada di hadapan mereka. Dengan keberanian yang baru saja muncul di dalam benak mereka, mereka pun berjalan dengan perlahan ke sudut ruangan yang gelap gulita. Setelah jarak nya semakin dekat,suara tangisan pun muncul dari arah yang sama,mereka semakin penasaran akan sesuatu di depan mereka. Setelah hitungan detikpun mereka melihat sesosok anak kecil yang sedang terbaring sambil memeluk bingkai foto,dengan muka kusam,mata yang bengkak karna menangis anak kecil itu melihat ketiga pemuda itu dan ia mulai menangis lebih keras dari sebelum nya. Ketiga pemuda tersebut menanyai apa yang terjadi kepada anak tersebut. Rasa takut anak tersebut semakin besar dengan memeluk kaki nya yang di lipat nya. Dengan perlahan ia menampakkan muka nya yang telah penuh dengan air mata, sambil menangis ia pun menjawab “ apakah yang kalian inginkan dariku , apa tidak cukupkah kalian mengambil orang tua ku dan harta-hartaku ?”. Ketiga pemuda itupun berkata jika mereka bukanlah orang jahat seperti yang anak itu sebutkan. Dengan berani anak itupun mendekati ketiga pemuda tersebut sambil memeluk salah satu dari pemuda itu sambil menangis.

     Para pemuda tersebut tidak tega melihat anak kecil tersebut tinggal sendirian tanpa orang tua nya , jadi ketiga pemuda tersebut membawa anak kecil yang bernama Hubab untuk ikut mereka. Hubab pun menceritakan apa saja yang telah terjadi pada nya dan keluarga nya. Di kegelapan malam mereka berempat duduk di beranda rumah tersebut sambil bercerita apa yang terjadi pada anak itu. Hubab pun mengatakan kalau orang tua nya telah di sandra dan harta-harta nya telah di rampas oleh sekelompok orang yang menamai kelompok mereka dengan nama Al Hubarat. Al Hubarat adalah kelompok yang kejam yang akan merampas semua yang di miliki rakyat-rakyat yang hidupnya tentram dan mempunyai banyak harta.

    Setelah berjam-jam mereka saling bercerita, Khalif memutuskan akan pergi ke daerah kediaman kelompok tersebut untuk mengambil kembali orang tua Hubab dan harta-harta yang seharusnya milik mereka. Keesokan pagi nya dengan di iringi rintikan hujan yang membasahi mereka,mereka menuju kedaerah yang tidak satupun orang berani kesana karna daerah itu di kenal dengan daerah segitiga hitam. Daerah itu adalah tempat yang sering terjadinya kejahatan seperti pembunuhan,perampokan dan hal kriminal lainnya. Tapi hal tersebut tidak mengurungkan niat ketiga pemuda tersebut untuk menolong Hubab mencari orang tuanya. Perjalanan ke daerah tersebut memakan waktu dua hari. Sepanjang perjalanan mereka di kelilingi oleh deruan pasir yang akhirnya menghantarkan mereka ketempat tujuan mereka, yang mereka sebut dengan nama segitiga hitam. Rasa takut mereka tertutup karna mereka telah menguasai ilmu bela diri yang sangat tangguh. Detak jantung semakin terdengar mengeras dan lebih cepat dari sebelum nya . Ternyata seperti yang telah mereka dengar tentang segitiga hitam itu adalah benar. Beberapa meter setelah mereka memasuki kawasan itu,datang lah beberapa pria yang membawa senjata tajam. Ketiga pemuda itupun berpisah ,salah satu dari mereka menjaga anak kecil dan dua dari mereka mencoba untuk menghajar beberapa orang yang menghalangi jalan mereka. Beberapa dentumanpun terdengar keras,dan dengan sekejap orang-orang yang sebelumnya menghalangi jalan mereka telah terkapar dengan tidak sadarkan diri. Mereka merasa tidak aman lagi setelah beberapa orang mencoba membunuh mereka. Akhir nya mereka mempercepat langkah kaki mereka, sekitar sepuluh menit pun berlalu dan mengantarkan mereka ke kediaman kelompok Al Hubarat. Gerilya adalah cara terbaik bagi mereka dari pada mereka dengan terang-terangan menyerang dan mencoba merebut orang tua Hubab. Mereka pun meninggalkan Hubab yang masih kecil di luar kawasan itu dan mereka mulai berpencar mencari orang tua Hubab. Satu persatu pasukan Al Hubarat tewas di tempat karna keahlian yang dimiliki ketiga pria tersebut dalam membunuh. Setelah mereka mencari akhirnya mereka menemukan sandra yang di kurung di ruangan bawah tanah. Bukan hanya orang tua Hubab , bahkan banyak lagi orang yang telah di sandra di tempat itu, mereka di jadikan babu dan pelayan untuk menjalankan bisnis para pemimpin Al Hubarat.

    Ketiga pemuda tersebut sedih setelah melihat kondisi orang yang telah disandra disana, mereka seakan tak punya semangat untuk melanjutkan hidup mereka. Tapi Umar tak pernah menyerah dalam membangunkan kembali semangat orang-orang yang telah berputus asa itu. Berjam-jam Umar telah mencoba untuk membangunkan semangat mereka, tapi hasil nya nihil. Akan tetapi ada satu pemuda yang juga memiliki kekuatan yang setara dengan ketiga orang tersebut yang mau memberontak demi membebaskan diri mereka. Pengawas Al Hubarat curiga akan kedatangan tiga orang baru yang ikut melaksanakan perintah dari komandan Al Hubarat. Dengan kecurigaan tersebut prajurit Al Hubarat melaksanakan siaga satu dengan cara mengumpulkan semua tahanan dan menghukum mereka. Tetapi ketiga pemuda tersebut memberontak dan melawan semua prajurit dengan kemampuan mereka, Pemuda yang telah lama ditahan disana mengajak dan mohon kepada semua orang yang telah lama ditahan disana untuk melawan dan memberontak kepada kelompok Al Hubarat yang telah lama menahan dan menyiksa mereka.

    Dengan bantuan seluruh orang yang telah lama ditahan disana ketiga pemuda tersebut akhirnya dapat mengalahkan semua prajurit dihadapan mereka. Mereka pun berlari menuju gerbang utama kawasan tersebut untuk melarikan dari neraka yang telah lama menyiksa mereka. Tapi hal malang terjadi pada mereka,mereka di kejar oleh pasukan bersenjata lengkap dengan pakaian lapis baja. Mereka tidak mungkin bisa melawan mereka terang-terangan dan berhadapan langsung. Ketiga pemuda tersebut membiarkan para orang tua di sandra untuk pergi dahulu. Biarlah mereka yang masih muda yang menghadapi pasukan bersenjata itu. Hubab pun muncul dari semak-semak dengan muka bahagia karna ia dapat bertemu dengan orang tua nya lagi , tapi setelah ia mengetahui kalau ketiga pemuda yang selama ini menemaninya akan berjuang mati-matian demi mereka dan akan tinggal di sana untuk menghadapi mereka , muka anak itupun langsung berubah menjadi sedih , karna ketiga orang itu adalah orang yang selama ini menolong Hubab untuk mencari orang tua Hubab. Dengan kesepakatan yang telah mereka setujui akhirnya tiga orang pemuda itu di tambah satu orang yang pemberani tinggal ditempat itu untuk menghadang pasukan bersenjata.

    Akhir nya tangisan anak itu semakin keras sambil meratapi jalanan yang ada di depan mereka . Keempat pemuda itu berjanji kepada mereka untuk kembali dengan hidup-hidup ke desa mereka. Dengan ucapan itu akhir nya mereka percaya dan kembali ke desa mereka dan membangun kehidupan mereka yang baru. Tapi setelah satu tahun mereka tinggal disana , keempat pemuda itu tidak ada yang kembali ke desa itu . Akhir nya pada suatu saat Hubab telah dewasa , ia pun akhir nya menamai desa yang selama ini belum mempunyai nama itu dengan nama “ Desa Tetesan Pasir Putih “ . Nama itu di ambil dari kata-kata yang pernah pemuda yang membela desa itu ucapkan. Tetesan Pasir Putih sekarang menjadi sebuah desa yang sangat maju dengan seorang pemimpin desa yang bernama Hubab Al Hubarat .