Kalo pengin senyum-senyum, baca aja!
(Pasti tersenyum, Garansi 1/2 Hari)        

Home

                        ☻☺☻
“Tono, pergi ke luar dan siram kembang itu!”
          “Tapi hari sedang hujan, ibu.”
          “Pakai mantelmu.”

         ☻☺☻

Sebelum berangkat kuliah, Rony diminta ibunya untuk mengantarkan adiknya, Tino, yang masih kelas satu SD ke sekolahnya. Di tengah jalan baru disadari bahwa salah satu ban motornya kempis. Mereka berhenti dan memompakan bannya di tukang tambal ban yang ada di pinggir jalan.
“Isi angin bang!”, kata Rony pada tukang tambal ban.
Tukang tambal ban langsung saja mengisi ban yang kempis dengan kompresornya.
Sambil menunggu, Rony bertanya, “Berapa bang?”
“Tigaratus.” Jawab si tukang tambal sambil menerima uang Rp 500,- dari Rony setelah selesai mengisi angin.
“Waduh !, nggak ada kembaliannya dik.” si tukang tambal berkata lagi.
Si kecil Tino yang dari tadi diam saja, tiba-tiba menjawab “Kalau begitu sisanya ditambah angin lagi saja, dibungkus plastik untuk persediaan.”
 
                  ☻☺☻
Isteri   : Apa alasanmu pulang ke rumah pada jam lima pagi seperti ini, dan dengan baju yang penuh bekas lipstik ?
Suami : Sarapan!

☻☺☻

 
Di ruang kantor rumah sakit bersalin telepon berdering dan di ujung sana terdengar suara panik. “Kirim ambulans, cepat. Isteri saya segera akan melahirkan.”
“Tenang, tenang,” kata petugas di rumah sakit bersalin. “Coba katakan dahulu, apakah ini anak yang pertama?”
“Bukan,” jawab suara di ujung sana. “Ini suaminya.”

              ☻☺☻

Dengan lantang dan meyakinkan, seorang pembela melontarkan pertanyaanpada seorang saksi, “Waktu itu sudah larut malam. Tapi anda mengatakan bahwa dari jarak 100 meter anda melihat terdakwa mencekik korbannya. Jangan main-main, ya?. Sampai seberapa jauh sih anda bisa melihat pada malam hari?”
Si saksi mengangkat bahu. “Seberapa jauh sih bulan dari sini?”

  ☻☺☻

Ketika pada suatu malam Robert tiba di rumah, dilihatnya anaknya, si kecil Toni, yang baru berumur tiga tahun itu sedang berusaha menyalakan rokok yang terselip di bibirnya. Ia langsung berlari mencari istrinya yang sedang sibuk di dapur.
“Kau lihat?” katanya, “anak kita sedang menyalakan rokok.”
“Baik. Aku akan melarangnya,” kata isterinya. “Anak itu memang masih terlalu kecil untuk diizinkan untuk bermain korek api.”

☻☺☻

“Wow,” bisik Sinta kepada Thomas suaminya begitu mereka masuk ke gedung bioskop. “Lihatlah siapa yang akan main malam ini – Nosmo King, bintang pujaanku,” katanya sambil mrnunjuk sebuah tanda yang menyala.
“Sayang,” kata suaminya, “itu tanda No Smoking.”

    ☻☺☻

 
Michael, seorang turis Amerika, yang berkunjung ke Pulau Bali merasa betah dan kerasan berada di pulau itu, sehingga dia bermaksud untuk tinggal dan menetap disana. Karena itu ia bertanya pada seorang warga Denpasar yang dijumpainya di jalan.
“Apakah pulau ini baik dan sehat untuk tinggal?”
“Oh, tentu saja,” sahut warga yang ditanya. “Dulu, waktu saya datang, sepatah kata pun saya tak tahu. Kepala saya pun hanya ditumbuhi oleh sedikit rambut. Dan berjalan dari kamar ke ruang tengah pun saya tak mampu.”
“Wuah, hebat sekali,” kata Michael terkagum-kagum.
“Omong-omong, sudah berapa lama anda tinggal di pulau ini?”
“Sejak lahir!”

☻☺☻

 
Fennssy merasa kurang enak badan. Karena itu ia pergi ke seorang dokter.
“Apa penyakitmu?” tanya dokter.
“Astaga,” pekik si Irlandia. “Bagaimana sih orang ini. Dia yang belajar ilmu kedokteran, tapi justru saya yang disuruhnya menebak apa sakit saya.”

☻☺☻

 
“Maaf, nyonya,” kata kondektur, “tiket anda ini adalah tiket ke Surabaya sedangkan kereta ini menuju ke Bandung.”
“Aduh,” seru Nyonya Mira, “Apakah masinis itu juga tahu bahwa ia salah jalan?”

☻☺☻

 
Seorang raja berkata kepada seorang badut penghibur istana, “Coba buat sebuah kejutan padaku, dan kemudian buat pula permintaan maaf atas kejutan itu yang jauh lebih mengejutkan lagi.”
Begitulah, beberapa hari kemudian Sang Raja sedang berdiri di jendela istana, memandang keindahan taman di bawahnya. Dengan berjingkat-jingkat si badut mendekat lalu mencubit pantan Sang Raja.
“Hei, gila, apa-apaan ini!” teriak raja dengan sangat terkejut.
“Oh, maaf, tuanku,” sahut si badut. “Tadinya saya sangka tuanku adalah ratu…”

                                   

 

Hosted by www.Geocities.ws

1