SUKABUMI, RABU--Sejumlah penggiat dan peminat open source yang berkumpul dalam ajang Free/Open Source Software (FOSS) Conference and Training Camp Asia Source II menghasilkan 6 solusi siap pakai yang dapat digunakan masyarakat secara cuma-cuma. Kegatan tersebut berlangsung di Sukabumi, Jawa Barat antar 22 hingga 30 Januari.

Keenam solusi yakni solusi untuk usaha kecil menengah (UKM), lembaga swadaya masyarakat (LSM), sistem keamanan, pengolahan audio video, open publishing untuk jurnalisme publik, dan Cam4us untuk mengelola pelatihan. Masing-masing berisi aplikasi-aplikasi software free atau open source yang dibutuhkan. hadirnya solusi dalam satu paket merupakan upaya komunitas open source Asia untuk menjembatani kebutuhan masyarakat yang masih canggung beralih ke open source.

"Aplikasi open source sebenarnya tak jauh berbeda dengan aplikasi propietary, tinggal kemauan untuk mencobanya," ujar Bona Simanjutak, salah satu pendiri dan pengelola ICT Watch. Namun, ia tidak memungkiri bahwa banyak orang yang masih awam open source. Ia berharap solusi dalam satu paket bisa membantu mereka yang ingin migrasi dari sistem propietary ke open source.

Selain itu, Simos Xenitellis, salah satu peserta Asia Source dari Yunani, mengatakan penggunaan open source di negara berkembang seperti Indonesia sangat menguntungkan. Selain akan menekan ongkos investasi juga dukungan dari komunitas yang sangat besar di seluruh dunia. Mahasiswa Ph.D. di Information Security Royal Holloway University of London itu sudah berpengalaman membantu dan melatih organisasi-organisasi yang ingin bermigrasi ke software open source dan terlibat dalam penerjemahan software open source ke bahasa Yunani.

Ia menilai dukungan pemerintah terhadap open source melalui Indonesia, Go Open Source! yang didukung lima kementrian dan departemen merupakan langkah positif. Sampai sekarang, program IGOS telah melahirkan aplikasi siap pakai serta sudah menjadi standar aplikasi di Kantor Kementrian Riset dan Teknologi dan segera diperkenalkan ke instansi lainnya