![]() |
|
PROFIL Perisai Diri adalah salah satu organisasi atau perguruan Pencak Silat di Indonesia. Didirikan oleh RM Soebandiman Dirdjoatmodjo (Pak Dirdjo) pada tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri atau disingkat Kelatnas Indonesia Perisai Diri. Selain tersebar ke berbagai daerah di tanah air, Perisai Diri juga telah berkembang ke manca negara, diantaranya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia, Swiss, Jerman, Austria, bahkan di Jepang. Perisai Diri merupakan salah satu organisasi olahraga beladiri yang berada dalam lingkungan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), induk organisasi resmi Pencak Silat di Indonesia di bawah pembinaan KONI. Bahkan Perisai Diri masuk kategori 10 Perguruan Historis, yaitu 10 perguruan Pencak Silat yang berkontribusi besar terhadap berkembangnya IPSI pada masa awal. Dalam Perisai Diri, pesilat dilatih teknik silat yang dirumuskan dari 156 aliran silat dari berbagai daerah di Nusantara ditambah aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) dari negeri Tiongkok. Metode pelatihan silat yang khas dan unik di Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar. Pesilat diajarkan teknik silat tangan kosong maupun senjata. Senjata wajib dalam Perisai Diri ada 3, yaitu pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang dan toya mewakili senjata panjang. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang, dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti celurit, trisula, abir, tombak, golok, ruyung, rotikalong, pedang samurai, pentungan, kipas, payung, senapan, bayonet, rantai, teken, dan sebagainya. Selain teknik silat, diajarkan pula teknik olah pernafasan yang berguna baik untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri. Untuk menyeimbangkan gemblengan fisik, pesilat juga akan diberi gemblengan mental spiritual yang dalam Perisai Diri dikenal dengan istilah Kerokhanian untuk memberi pengertian dan pelajaran tentang diri pribadi dan manusia pada umumnya, sehingga diharapkan tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan Kerokhanian akan menjadikan anggota Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.
Masa remaja adalah masa anak mengalami pertumbuhan secara fisik yang mana memerlukan aktivitas olahraga yang dapat membantu perkembangan tubuh mereka. Olahraga, terutama olahraga Pencak Silat, akan sangat membantu sirkulasi darah dan oksigen ke otak untuk kesegaran fisik dan pikiran para pelajar di sekolah. Di samping itu pelajar dan generasi muda juga perlu pembinaan fisik dan jasmani yang memadai guna menjadi manusia yang tangguh, ksatria dan sportif dalam melanjutkan dan mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa Indonesia. Pencak Silat merupakan olahraga yang menggerakkan anggota tubuh terlengkap dibanding dengan olahraga lain. Khususnya Silat Perisai Diri, teknik silatnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia tanpa ada unsur memperkosa gerak. Pesilat berolahraga dengan senam teknik silat yang diramu dari 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Siauw Liem Sie dari negeri Tiongkok.
Pencak Silat merupakan warisan luhur budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan dan saat ini telah menembus dunia internasional. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa perlu menjadi motor dalam melestarikan budaya bangsa yang apabila tidak dipertahankan akan terkikis oleh masuknya budaya asing, terutama yang bersifat negatif. Kekhawatiran guru dan orang tua adalah keterjerumusan pelajar dalam budaya negatif barat yang menjurus kepada obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas. Dengan ditanamkannya rasa bangga terhadap budaya bangsa Indonesia dalam jiwa pelajar diharapkan dapat menjadi benteng dan filter dari godaan budaya asing yang berdampak negatif. Kelatnas Indonesia Perisai Diri yang didirikan sejak tanggal 2 Juli 1955 di Surabaya ini merupakan perguruan Silat yang tidak hanya berkembang di berbagai daerah di Nusantara tetapi telah membawa budaya bangsa Indonesia ke manca negara, diantaranya yaitu Australia (www.silatpd.org), Inggris (www.perisaidiri.com), Belanda (www.perisaidiri.nl), Jerman (www.perisai-diri.de), Amerika Serikat (www.silatpdusa.com), Jepang (www.perisaidiri.tk), Austria, Swiss dan sebagainya. Teknik silat Perisai Diri tetap menggunakan bahasa aslinya walaupun diajarkan di negara lain. Para pesilat Perisai Diri dari berbagai negara berkumpul dalam ajang Kejuaraan Internasional yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Selain sebagai even olahraga, kejuaraan ini diharapkan juga dapat mendorong sektor pariwisata dan kebudayaan di negeri kita.
Pencak Silat merupakan suatu pelatihan ilmu dan teknik beladiri. Pelajar sebagai ujung tombak bangsa di masa depan perlu dibekali keterampilan dan mental sebagai pejuang pembela tanah air demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam Perisai Diri diajarkan teknik beladiri yang efektif dan efisien. Metode praktis dalam Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar, yang mana metode ini tidak terdapat dalam perguruan beladiri lain. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera". Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya. Selain beladiri tangan kosong, di Perisai Diri juga diajarkan teknik senjata dengan senjata wajib pisau (senjata pendek), pedang (senjata sedang) dan toya (senjata panjang). Dengan penguasaan ketiga senjata wajib tersebut, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut dapat dikembangkan untuk senjata tambahan, diantaranya yaitu celurit, trisula, golok, tombak, abir, pedang samurai, ruyung, rotikalong, teken, senapan, bayonet, pentungan, payung, kipas, dsb.
Dalam usianya, pada umumnya remaja mulai mencari kegiatan
yang dapat merangsang perkembangan agresifitas mereka. Mereka juga akan berusaha
untuk meraih suatu prestasi dalam hal olahraga. Bagi mereka, untuk bisa
melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah sesuatu yang bisa
dibanggakan, sehingga dapat menambah rasa percaya diri mereka dalam
bersosialisasi di sekolah.
Selain pembinaan jasmani, Pencak Silat juga memperhatikan
pembinaan mental spiritual dengan harapan agar pelajar sebagai generasi andalan
bangsa mempunyai budi pekerti yang luhur.
Kelatnas Indonesia Perisai Diri mulai membuka cabang
di Palembang sejak tahun 1980-an, dirintis pertama di PT Pupuk Sriwidjaja
(PT Pusri) oleh beberapa pelatih dari Jawa Timur yang bekerja sebagai
karyawan PT Pusri, di antaranya adalah Mas Dwi Rachadi dan Mas Sugeng
Hariadi.
Hingga sekarang PT Pusri menjadi tempat Pelatihan Cabang Perisai Diri di
Palembang dengan pelatih utama Mas Sugeng Hariadi yang mempunyai tingkatan
Pendekar Muda. Ketua Unit Kelatnas Indonesia Perisai Diri PT Pusri saat
ini adalah Mas Ir. Benny Haryoso, MT.
Selain itu, Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Palembang juga membina cabang Perisai Diri yang berada di wilayah Sumatera Selatan lainnya yang saat ini ada di empat daerah, yaitu Muara Enim, Ranau, Baturaja dan Lahat. Untuk menggalakkan olah raga sekaligus pembekalan keterampilan beladiri, terutama bagi petugas-petugas di lapangan yang setiap saat dapat menghadapi hambatan dan rintangan walaupun tanpa kita kehendaki, perlulah diselenggarakan pelatihan olah raga beladiri.
Beberapa anggota Perisai Diri yang saat ini bertugas di Departemen Keuangan RI di Palembang mempunyai inisiatif untuk mendirikan sendiri Perisai Diri di Gedung Keuangan Negara (GKN) Palembang. Anggota tersebut adalah Agus Winarno (Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Timur), Ibrahim Latif (Kanwil II Ditjen Piutang & Lelang Negara Palembang) dan Hardono (Kantor Verifikasi Pelaksanaan Anggaran Palembang). Kemudian didukung pula oleh beberapa anggota lainnya, yaitu LY Hari Sih Advianto (Kantor Pelayanan Pajak Palembang Ilir Timur), Riyanto (Kanwil Ditjen Bea & Cukai Sumbagsel) dan Zaenal Chamami (Staf Konsultan Pajak). Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri Unit Departemen Keuangan RI di Palembang resmi dibentuk pada tanggal 19 September 2001 dengan Surat Izin Kepala Rumah Tangga GKN (Gedung Keuangan Negara) No.S-094/GK.06/2001. Perisai Diri di Gedung Keuangan Negara dalam menerima anggota bersifat terbuka untuk umum, terutama untuk keluarga besar Departemen Keuangan RI di Palembang. Pengurus Unit Kelatnas Indonesia Perisai Diri Departemen Keuangan RI di Palembang
Instruktur Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Palembang
|