DEMOKRASI

 

  Kebiasaan buruk yang terjadi di sebuah negara dapat merubah arti dari demokrasi yang telah menjadi acuan hidup suatu bangsa.

  Demokrasi adalah suatu sistem yang terlahir pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM dari seorang Athenian yang bukan bernama Aristotoples, Aristopepes atau Aristocukacikicelaluhappycetiapharii, melainkan dari filosof dan ilmuan terbesar masa lampau Aristoteles. Dia termasuk  ilmuwan terbesar bukan karena ukuran badannya yang jauh lebih besar daripada ilmuwan-ilmuwan lainnya, tapi karena dedikasinya yang sangat besar kepada dunia, dia mempelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.

  Kata Demokrasi yang dicetuskannya adalah suatu sistem pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Demokratia (kekuasaan rakyat). Hasil fusi dari kata Demos (rakyat) dan Kratos (kekuasaan).

Sistem pemerintahan Demokrasi telah dianut oleh banyak negara di dunia, salah satunya negara Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia boleh merasa bangga terhadap pengertian Demokrasi itu sendiri, karena sebagai rakyat, kita mendapatkan posisi tertinggi dalam sistem pemerintahan. Semua keputusan akan selalu berdasarkan dan bertujuan kepada kesejahteraan rakyat, seperti apa yang telah terukir dalam pada dasar negara, Pancasila. Terutama sila keempat “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.

Bagaimanapun juga, apa yang sudah tertulis secara indah di semua mata rakyat Indonesia tidak bisa bertahan pada hakikatnya. Sudah banyak kasus yang menyinggung tentang keberadaannya demokrasi terjadi di Indonesia. Dan setelah diteliti secara mendalam dengan kacamata halayak, semua kasus dan keganjilan yang terjadi didasari oleh dua hal yang paling dikejar-kejar dan dicari-cari oleh setiap individu Indonesia, dua hal itu adalah uang dan kursi. Saya juga bingung mengapa mereka berebut kursi padahal mereka masih bisa lesehan. Kursi di sini bukan brarti kursi buat duduk, melainkan kedudukan atau kekuasaan tinggi di setiap organisasi kenegaraan maupun organisasi biasa diluar sistem kenegaraan. Perebutan dua hal ini seakan sudah menjadi budaya Indonesia yang selalu di jaga dan di lestarikan turun-temurun dari nenek moyang kita. Semua orang bersaing, saling fitnah, tuding-menuding bahkan banyak dari mereka yang rela menghancurkan kehidupan orang lain untuk menjadi penguasa tertinggi dan terkaya.

Keadaan demokrasi di Indonesia bagaikan sapi yang di gembala oleh peternak bernama uang. Demokrasi tidak akan berjalan lancar jika tidak dipecut oleh uang. Jika kejadian seperti ini telah terjadi, rakyat bawah yang tidak punya uanglah yang terkena limbah penyelewengan sapi (demokrasi) tersebut. Beragam kasus terjadi di masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan sudut-sudut kota. Contoh nyata, apa yang telah terjadi di sebuah kabupaten di daerah Sumatera-Selatan, masyarakat diberikan sejumlah uang oleh sebuah partai politik agar mereka memilih partai tersebut pada saat pemilihan umum. Di lain tempat, ada juga kelompok masyarakat yang sengaja dipaksa oleh beberapa oknum dari sebuah partai politik untuk memilih partai mereka, lebih lagi mereka juga mengancam masyarakat tersebut. Untuk beberapa saat berbagai macam kasus korupsi memenuhi stasiun televisi Indonesia, tapi kasus-kasus tersebut menghilang secara tiba-tiba tanpa jejak bagaikan ditelan sapi lapar. Apa esensi dari prase “wakil rakyat”.

Dimanakah demokrasi yang sebenarnya bersembunyi, apakah dia telah terkubur dalam-dalam di tengah lautan uang dan kekuasaan, dan menunggu seseorang yang cukup gila dan berani untuk menguak segala keganjilan yang terjadi untuk mengangkatnya keluar. Kami sebagai rakyat Indonesia yang cinta kepada Indonesia sedang menanti seorang sosok pemimpin yang cukup bernyali untuk membenahi segala permasalahan yang dihadapi negara ini langsung dari akarnya untuk menjadi wakil kami. Dan pada akhirnya ini hanyalah sekedar isi hati dari seorang siswa SMA yang sangat mencintai negaranya.

 

 

New Page 1 New Page 1 JavaScript Free Code


 



/font New Page 1 New Page 1 JavaScript Free Code


 



/font
ANDA PUAS KAMI SENANG