VATICAN
CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus, dalam misa Malam Paskah
pada Sabtu (30/3) malam, menyerukan kepada umat Katolik untuk tidak
kehilangan kepercayaan dan tidak menyerah. "Janganlah kita kehilangan
keyakinan, jangan pernah menyerah: tidak ada situasi yang tidak bisa
diubah oleh Tuhan," kata Fransiskus.
Pada Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Paus pertama dari luar Eropa
dalam hampir 1.300 tahun sejarah Gereja itu menyapa orang-orang yang
tidak beriman dan mereka yang meninggalkan gereja Katolik. Ia mengimbau
mereka untuk "melangkah ke" hadapan Tuhan. "Dia (Tuhan) akan menerima
Anda dengan tangan terbuka," kata Paus asal Argentina yang berusia 76
tahun itu.
Fransiskus, yang sebelumnya merupakan Uskup Agung Buenos Aires bernama
Jorge Mario Bergoglio, sebelumnya menyerukan kepada Gereja Katolik Roma
untuk menjadi lebih dekat dengan orang-orang biasa dan mereka yang
membutuhkan. "Janganlah kita menutup hati kita," demikian ia mengimbau
umat dalam misa Malam Paskah itu. Saat itu, ia juga membaptis empat
orang yang menjadi Katolik.
Upacara Malam Paskah merupakan bagian dari rangkaian upacara menjelang
Minggu Paskah, hari tersuci dalam kalender Kristen, yang memperingati
kebangkitan Yesus Kristus.
Fransiskus hari ini akan memimpin perayaan Minggu Paskah pertamanya
bersama puluhan ribu umat di Lapangan Santo Petrus di Vatikan. Upacara
itu akan diikuti sebuah berkat khusus "Urbi et Orbi" bagi kota Roma dan
dunia yang akan dilakukan Paus dari balkon yang sama saat dia tampil
untuk pertamakalinya kepada publik setelah terpilih jelang pertengahan
bulan ini.
Minggu Paskah dirayakan umat kristen di seluruh dunia, sering dengan
berbagai tradisi lokal seperti telur yang dicat atau Bunnies Paskah.
Presiden AS, Barack Obama, hari Sabtu menyampaikan ucapan Selamat Paskah
dan Paskah Yahudi kepada jutaan orang Amerika. Ia mendesak mereka untuk
menggunakan kesempatan ini guna merefleksikan nilai-nilai bersama bangsa
itu. Obama, seorang Kristen yang taat, mengatakan dalam pidato radio dan
internet mingguannya bahwa perayaan keagamaan itu merupakan sebuah
kesempatan "untuk mendedikasikan kembali diri kita bagi kepentingan yang
lebih besar daripada kita sendiri".
Perayaan Paskah di Vatikan didahului serangkaian upacara selama Pekan
Suci, yang menggambarkan hari-hari terakhir kehidupan Kristus. Pada
Kamis Putih, Fransiskus merayakan misa di sebuah penjara remaja di Roma
di mana ia membasuh kaki 12 narapidana, termasuk dua anak perempuan dan
dua napi bukan Katolik. Upacara pembasukan kaki itu melambangkan sebuah
sikap kerendahan hati. Upacara itu dulu dilakukan Yesus terhadap
terhadap 12 rasulnya. Apa yang dilakukan Fransiskus dengan membasuh kaki
narapidana, termasuk terhadap narapidana perempuan dan bukan Katolik,
tidak pernah ada presedennya. Para paus sebelumnya melakukan ritual itu
hanya terhadap para imam atau awam Katolik.
Pada hari Jumat Agung, Fransiskus memimpin upacara obor di Colosseum di
Roma, di mana dulu banyak orang Kristen diyakini menjadi martir. Di sana,
ia berdoa bagi perdamaian di Timur Tengah dan mendesak dialog dengan "saudara-saudara
Muslim kita".
Paus baru itu mengatakan, ia ingin "Gereja yang miskin untuk orang-orang
miskin" dan telah mengadopsi gaya yang kurang formal dibandingkan dengan
pendahulunya, Benediktus XVI. Ia telah mematahkan sejumlah tradisi
Vatikan dalam beberapa minggu pertamanya sebagai paus.
Fransiskus, dulu Bergoglio, merupakan seorang konservatif moderat dalam
doktrin Katolik, yang dikenal di Argentina karena gaya hidupnya yang
rendah hati, jangkauannya ke lingkungan miskin dan advokasi sosial yang
kuat selama krisis ekonomi yang menghancurkan tanah airnya itu. Namun
para pengamat Vatikan mengatakan, dia belum mulai menangani masalah
utama Gereja, termasuk reformasi birokrasi Vatikan yang sarat skandal.
Para analis mengawasi dengan seksama penunjukkan yang akan dia lakukan
terhadap posisi penting di Vatikan setelah Paskah, di tengah seruan
untuk perombakan radikal.
Status bank Vatikan yang sangat kuat, Institut Karya Agama, yang sedang
dalam penyelidikan di Italia karena kasus pencucian uang tetapi telah
melakukan upaya dalam beberapa tahun terakhir untuk mereformasi diri,
juga merupakan masalah yang mendesak. Ujian lain adalah bagaimana
Fransiskus menangani skandal ribuan kasus pelecehan terhadap anak oleh
para imam dalam beberapa dekade lalu yang kebanyakan ditutup-tutupi.
Pendahulunya Benediktus XVI, yang bertahta selama delapan tahun, sering
dibayangi-bayangi oleh skandal itu, termasuk soal intrik yang terjadi di
Vatikan, sebagaimana tersingkap dalam ratusan berkas rahasia yang bocor
ke publik.
Benediktus telah mengejutkan dunia dengan mengumumkan pengunduran
dirinya bulan lalu. Benediktus merupakan Paus pertama yang mengundurkan
diri setelah lebih dari 700 tahun. Paus asal Jerman berusia 85 tahun
mengaku, ia tidak lagi punya kekuatan fisik dan mental untuk
melaksanakan tugas kepausannya.
Source : http://internasional.kompas.com/read/2013/03/31/11210033/Paus.Fransiskus.Jangan.Kehilangan.Keyakinan
by : Srimuliyana OJT