Maaf saya mencuri karena...............
sebuah kisah yang
semoga dapat mengugah pola pikir kita terhadap arti hidup dan perjuangan hidup
yang sebenarnya.Selamat membaca
Untuk dua minggu kedepan aku hanya menghabiskan waktu di rumah dikarenakan ini
adalah musim libur semester,jadi untuk mengisi
kekosongan waktu aku mengisinya dengan bersantai dan sesekali menolong pekerjaan di rumah.
Pagi itu aku disuruh ibu untuk pergi kepasar untuk membeli beberapa bumbu dapur,Letak pasar yang tidak jauh dari rumahku memutuskan
aku untuk berjalan kaki menuju kesana.setelah menerima List belanjaan aku segera pergi ke pasar.
**********
Setelah semua belanjaan sudah kurangkul aku segera bergegas pulang kerumah semua belanjaan,termasuk dompet dan handphone ku letakan
menjadi satu dalam kantong hitam belanjaanku.
Tapi kali ini suasana perjalanan pulang sedikit berbeda jalan yang semula aku lalui kini telah penuh oleh lalu lalang lautan manusia yang
hendak melakukan aktivitas nya hari ini,jadi untuk perjalanan pulang ini terasa lebih menjengkelkan olehku
********
Tiba-tiba di tengah perjalanan,tepatnya di atas sebuah seorang lelaki yang umurnya kira-kira hanya berbeda du tahun di bawa ku menabrak ku
dari belakang dan membuat semua belanjaan ku termasuk aku jatuh menuju tanah,yang lebih membuat ku jengkel adalah anak itu,sama sekali
tidak meminta maaf.
*******
Sesampai nya di rumah. Aku segera memberikan kanting belanjaan ku kepada ibu,tapi ketika aku hendak mengambil handphone dan dompetku
,sudah tak ada lagi.
Aku sedikit bingung setahu ku tadi dompet dan handphone ku ku taruh di dalam kantung belanjaan tapi kini sudah hilang wujudnya entah kemana,
Aku jadi teringat dengan pemuda tadi yang menabrak ku pas di jembatan,aku menatap wajahnya yang saat itu Nampak sedang kesusahan dan seperti
orang yang sedang kehilangan arah.Sampai di sini aku masih memikirkan kalau anak tadi yang mengambil dompet dan handphone ku.
Tapi tak ada yang bisa kuperbuat yang hilang tak bisa lagi muncul di hadapan.
********
Keesokan hari,ketika bangun di pagi hari aku mendapati rumahku sudah dalam keadaan kosong ayah dan ibu sudah pergi ke kantor sementara
adik ku juga sekolah.
Jadi hari ini aku mendapati tugas untuk menjaga rumah, pagi itu aku belum sempat mengisi kelaparan yang menghampiri perut ini,aku segera
pergi keluar dan membeli sebungkus nasi rawon di dekat persimpangan rumah.
*********
Ketika aku hendak mengunci pintu pagar rumah,aku melihat seorang pemuda yang sedang kesusahan dan gelisah Nampak dari wajahnya,,
dan nampaknya kau sudah tidak asing dengan wajah pemuda itu.tapi sudah lah.aku segera masuk kedalam rumah dan menyantap nasi yang
barusan aku makan,,setelah makan ketika hendak menaruh sampah ternyata kotak sampah sudah penuh,jadi aku harus terlebih membuang
sampah ,tetapi ketika aku hendak membuka pintu aku melihat ada seorang pemuda yang sedang mondar-mandir di depan rumah.dan setelah
aku terawang muka anak itu secara perlahan ternyata anak itu adalah anak yang menabrak ku waktu di jembatan kemarin.
Kulihati gerak –gerik anak tersebut ,nampaknya di sedang kebingungan dan kesusahan.
*****
Aku segera mengambil sebatang kayu balok untuk berjaga-jaga karena di takutkan si pemuda tersebut berniat jahat untuk mencuri
di rumahku,tapi setelah aku awasi lama-kelamaan anak tersebut pergi seperti ketakutan.lau aku meberanikan untuk keluar dan
mengamati keluar .tapi setelah kulihat sekeliling aku tak melihat tanda-tanda keramaian yang membuat anak tersbut lari entah kemana.
**********
Keesokan harinya aku kembali ingin menuntasakan rasa penasaraku, Kali ini aku sengaja duduk di balik gorden untuk mengawasi
keadaan di depan rumahku dan benar saja tak lama aku menunggu di dalam rumah datang seorang pemuda yang langsung menuju
ke depan pagar rumahku.kali ini pemuda itu membawa sebuah kantung plastic yang entah apa isinya.kali ini ia dengan cepat membuka
pagar rumahku,,aku semakin bersiap-siap sambil memegang sebatang balok kayu untuk perlawanan kalau-kalau di langsung bergerak
menuju ke dalam rumahku.tapi..ia bukan menuju ke dalam rumahku melainkan ia melempar kantong plastic nya di depan
pintu rumahku. Dan segera bergegas keluar dari rumah tanpa sempat mengunci pagar rumah
***************
Dengan penuh penasaran aku,segera keluar dan memriksa apa yang ada dalam kantung plastic itu,perlahan aku buka kantung
plastic itu dan isinya adalah dompetku dan handphone ku masih dala keadaan utuh. Dan di dalam kantung plastic
itu terdapat sepucuk surat,dan aku segera membaca surat tersebut yang isi nya sebagai berikut
Maaf sebelumnya ,saya minta maaf seribu kali maaf saya sekali lagi minta maaf karena telah lancang mencuri
dompet dan handphone abang,dan abang boleh cek isi dompet serta keadaan handphone abang ,jika ada yang
kurang atau rusak saya akan coba untuk mengganti nya tapi percayalah tidak ada yang berkurang ataupun rusak
pada barang abang.Bang saya mencuri bukan karena tidak ada alas an sebenarnya ini karena tuntutan ekonomi
dan demi kelangsungan hidup kami,saya bekerja sebagai tukang Koran harian dan saya sudah berhenti sekolah
sejak kelas 2 SMP,kedua adik saya juga bernasib sama seperti saya,mereka juga bekerja membantu ibu yang
menjual gorengan ,sementara ibu saya menderita penyakit leukimia dan harus di cemoterapy setiap 2 minggu
sekali dan biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit sementara ayahku hanya bisa tidur-tiduran dan suka
berjudi. Jadi aku menjadi tulang punggung keluarga,,pernah sesekali aku mara kepada ayahku yang hanya
bisa bersantai-santai sementara anaknya harus bersusah payah di luar sana demi keluarga,tapi setiap aku protes
kepada ayah,hanya tamparan dan pukulan yang bisa aku terima.
Aku bingung harus apalagi,apakah sekeras ini arti perjuangan hidup,sementara ketika aku sedang menjual
korang dan menatapi orang yang suka berbelanja dengan mudahnya mereka mengeluarkan ratusan bahkan
jutaan rupiah untuk waktu sesaat.mereka makan yang nilainya sama dengan makan kami sebulan,mereka
seenaknya lalu lalang dengan mobil dan kami hanya bisa menghisap asap kendaraan mereka,haruskah
kami yang susah hanya bisa melihat mereka yang tertawa bahagia sementara di sini kami harus memikirkan
apakah kami bisa hidup esok?
Awalnya aku memulai mencuri di dalam bus,tapi ketika aku hendak mencuri aku sungguh gugup dan keringat
bercucuran aku takut jika aku kedapatan dan habis babak belur.jadi aku memutuskan untuk mencuri di pasar
dan kebetulan di pasar aku melihat abang dan aku rasa abang orang yang mencukupi dan aku putuskan untuk
mengambil uang abang,abang bisa lihat sendiri waktu saya menabrak abang betapa gugup dan bingung nya saya.
Dan ketika saya membawa uang tersebut dan memberikan nya kepada ibu untuk berobat,ibu bertanya dari mana
kamu dapat,uang ini dan aku hanya bisa diam,sementara ibu Cuma bisa meneteskan air mata,seraya berkata”biarlah
ibu mati dari pada harus di obati dengan uang yang bukan hak kita”
Tapi di dalam benaku berkata,,Sebenarnya Hak kita lah yang tidak dipedulikan orang lain,tapi kini aku
Dan aku kembali berpikir mengapa ketika aku harus mencuri aku harus memperdulikan mereka,sementara
mereka tidak pernah peduli terhadap kami,toh nanti nya jika mereka kehilangan nanti mereka bisa beli
lagi kan.tapi ini tuntutan ibu jadi aku kembalikan uang ini,
Maaf sebelumnya,
Setelah saya membaca surat ini saya baru mengerti betapa keras nya hidup,,tapi sementara kita yang berkecukupan
dengan mudahnya berpoya-poya tanpa memperhatikan keadaan mereka yang kekurangan,jadi mulai sekarang saya harus lebih sederhana dalam hidup.
By: taufik akbar Ridwan