PENDIDIKAN DASAR FILATELI
SEJARAH POS DI INDONESIA
VOC (1596) : kapal Belanda dipimpin Cornelis de Houtman memberi dua surat untuk
disampaikan kepada Raja Batavia dan Banten. Kantor pos pertama didirikan diBatavia
(26 Agustus 1746) oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff.
Prangko pertama di Indonesia
- Terbit : 1 April 1864
- Gambar : Raja Willem III
- Dicetak di : Utrecht
- Jumlah cetak : dua juta keping
- Warna : merah anggur
- Desainer : J.W. Kaiser (Amsterdam)
Ciri-ciri lain :
- Tidak berperforasi
- Tidak ada gom / lem
- Tulisan atas / bawah : 10 cent dan Potzegel; kiri / kanan : Nederl dan Indie
- Hanya beredar dan berlaku di Indonesia
Tahun 1868 keluar prangko serupa, menggunakan perforasi
Periodisasi pos di Indonesia
- 1864 - 1942 Nederland Indie
- 1942 - 1945 Pendudukan Jepang
- 1945 - 1949 Revolusi Indonesia
- 1949 - sekarang Republik Indonesia
Prangko dan benda filateli keluaran Indonesia dikeluarkan oleh Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) di Jakarta.
Masa Kerajaan
- Terbatas antara raja kerajaan satu dan kerajaan lain
- Kerajaan : Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Majapahit
- Pengiriman : kurir khusus
- Bahan : kulit kayu, bambu tipis, pohon pudak, daun lontar
Masa VOC
- Terbatas antara pejabat
- Bea surat 5 ketip, paket 10 ketip (penerima yang ditarik bea), orang miskin
bebas bea
Masa Pemerintahan Rep. Belanda
- VOC jatuh (1795), kantor pos menjadi milik Rep. Belanda
Masa Pemerintahan Daendels (1808 - 1811) -> Prancis
- Pembangunan jalan raya pos Anyer - Panarukan (1809 - 1810), panjang + 1000 km, didirikan stasiun pos
- Kapal Belanda singgah ke Anyer -> Batavia (1 hari), bila lewat laut (8 hari)
- Bea surat dibebankan kepada pengirim dengan mata uang Belanda Stuiver (=ketip), cap tanggal inisial LN (Lodewijk Napoleon)
- Pengantar surat dan berita -> berkuda + penunjuk jalan, di malam hari + 1 orang pemegang suluh + 2 orang bersenjata bila keadaan tidak aman.
Masa Pemerintahan Raffles (Inggris, 1811 - 1814)
- Tarif pos berdasarkan jarak dalam tabel
- Biaya dibayar pengirim, dibubuhi cap Post Paid. Bila belum dibayar dibubuhi cap Bearing Postage. Bila menolak pmembayar, pengirim membayar dua kali.
- Porto surat kabar lebih murah dibandingkan surat biasa
- Ada porto barang cetakan
Masa Pemerintahan Hindia Belanda
- Bea pos dibayar di muka / pengirim, dicap Franco
- Surat dinas bebas bea, ada cap Dientszaken
- Pos Terbang (pedalaman Sumatera, Kalimantan, Sulawesi), dibubuhi :
- Bulu ayam -> surat harus disampaikan secepatnya
- Daun rumbia -> surat harus dilindungi dari hujan
- Korek api -> surat harus dilindungi dari api
- 6 Mei 1840 -> prangko pertama di dunia
- 1 April 1864 -> prangko pertama di Indonesia
- 9 Oktober 1874, berdirilah UPU (Uni Pos Sedunia) oleh Henry von Steven
- 1 Oktober 1924 -> First Flight Amsterdam - Batavia (300 surat). Penerbang, kopilot, teknisinya dijuluki The Flying Dutchman.
Masa Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
- Pengeposan kurang berkembang
- Kantor pos diungsikan ke Bandung, dikuasai Jepang
- Penulisan dan penerimaan surat lewattulisan latin / katakana
- Prangko pendudukan Jepang -> c.t. prangko Hindia Belanda dengan huruf Jepang -> bentuk jangkar, bintang, palang
© 1996-2001 Perkumpulan Philatelis Remaja Bandung