Kisah ini bermula dari
perjalanan seorang pemuda kampung yang mencari pamannya dikota.
Pemuda ini mempunyai kemampuan kung fu di atas rata rata orang biasa. Ditengah perjalanan mencari
saudaranya itu pemuda ini menemui keributan kecil antara seorang remaja botak dengan preman preman pasar.
Pemuda ini lantas membantu remaja botak tersebut menghadapi preman preman itu. Maka dimulailah awal
kisah perjuangan anak anak muda melawan Sindikat Narkotik dan Obat Bius Internasional beserta perompak perompak Asia Tenggara.
Pemuda kampung ini bernama
Tiger Wong/Wang Xiao Hu yang terkenal dengan sebutan Raja Tendangan.
Kakaknya dikenal dengan nama Dragon Wong/Wang Xiao Long yang mahir ilmu kanuragan Kaypang/Partai
Pengemis yaitu Tongkat Penggebuk Anjing dan Tapak 18 Naga Turun. Dan sahabat mereka berdua adalah Gold
Dragon/Shi Hei Long yang mempunyai pertahanan paling sempurna diantara ketiga orang ini. Gold Dragon memiliki ilmu perisai tubuh abadi
yaitu Ilmu Baju Besi Emas dan darahnya pun kebal akan segala jenis racun.
Ketiga sahabat ini dikalangan mafia Hongkong dan sekitarnya dikenal dengan sebutan 3 Kaisar. Sementara itu remaja botak
beserta 3 temannya yang lain [Baldie, Kid Tampan, Ming Mata Empat dan Draco Mata Satu] dijuluki 4 Jendral.
Setting dan lokasi cerita komik
ini adalah masa masa tahun 90-an sampai era terkini
dengan lokasi di sekitar daerah Asia Timur. Sehingga tanpa mengabaikan budaya yang sudah maju berikut perangkat teknologi canggih yang ada
di dalamnya. Tn. Tony Wong/Wong Yuk Long sangat kreatif dalam membentuk dan mengembangkan manhua [komik
mandarin] ini. Kita [jika mengikutinya dari nomor nomor awal] akan mengetahui gradasi peningkatan goresan
goresan gambar manhua Tony Wong dari komik ini saja. Bisa kita bayangkan manhua ini dimulai akhir tahun
70-an, saat dimana kung fu sedang diangkat ke layar lebar oleh Bruce Lee. Dan karena antusias penggemar
fanatiknyalah manhua ini masih diteruskan pembuatannya sampai sekarang, tahun 2005. Sungguh sebuah
kedisiplinan dan ketelatenan yang sanggup meruntuhkan karang terjal yang diperlihatkan Tony Wong dan kru
Tiger Wong-nya. Manhua ini tidak hanya beredar di Hongkong saja tetapi juga di belahan Asia lainnya seperti
Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia dan bahkan Amerika sana. Judul-nya pun berubah sesuai dengan
kondisi negara terbitnya yaitu Longfumoon, Long Hu Men, Jejak Wira, Oriental Heroes, Dragon Tiger Door,
Dragon Tiger Gate dan penggemar Indonesia akrab dengan judul Tiger Wong. Kesemua judul itu mempunyai makna satu
yaitu Perguruan Naga dan Harimau.
Di Indonesia manhua/komik ini
diterbitkan oleh Gramedia Majalah - grup perusahaan Kompas �
pada awal awal tahun 90-an. Dan komik ini dihentikan sekitar tahun 93-an. Petualangan Ketiga Kaisar ini
sebelum dihentikan memang sedikit 'hambar'. Artinya kualitasnya menurun dari sisi goresan gambar dan
bahkan alur ceritanya yang cukup 'sepi'. Sungguh bukan tipikal komik komik Tony Wong yang ramai akan
barisan jagoan dan komplotan musuh. Ketika dihentikan barisan pendekar kebaikan hanya tersisa 2 Raja saja dan 1 Jendral. Dragon
Wong tewas di tangan Sang Oportunis Chan Ou Wan/Chen Ao Yun dan kemudian terkena tembakan sinar laser Mafia Jepang Lou Cha. 3 Jendral
tewas satu persatu dihabisi oleh algojo algojo mafia Pemuja [setan] Sejagat/Tong Tian. Maka tidak
mengherankan/mengejutkan jika kemudian pihak Gramedia Majalah menghentikan penerbitan Tiger Wong di nomor
96. Kata kata final perpisahannya diucapkan oleh Kakek Tua/Ancestor, kurang lebih berbunyi begini "Selama
dunia masih terkembang selama itu pula Sang Kejahatan dan Sang Kebaikan akan terus berseteru". Sungguh
tidak mengenakkan hati.
Ada kabar yang menyebutkan bahwa penurunan kualitas manhua
Tiger Wong masa masa itu karena Tony Wong pun sedang mengalami masalah persaingan komik di negerinya sendiri. Akhir kisah Tiger Wong [Aku sebut
akhir, karena kemudian Tony Wong membuat ulang/me-remake manhua ini dari awal lagi] yaitu 3 Kaisar melawan
seorang musuh dari aliran Teratai Putih/White Lotus/Bai Lian. Musuh ini sangat digdaya. Tiger Wong
dengan jurus andalan tendangannya menghajar tokoh antagonis ini yang digambarkan menendang pusaran tenaga dalam/pusaran waktu
seperti ini.
| |