Home > Artikel > Unix, Lunix, Linux

Unix, Lunix, Linux

(Sekadar) Tanggapan atas Tulisan Sekilas tentang UNIX...Sekilas tentang Linux di majalah InfoLinux edisi 001/2001

Membaca judul di atas mungkin anda bertanya-tanya, apa-apaan ini ? Yang jelas bukan sekadar peragaan ilmu othak-athik gathuk ala orang Jawa, karena yang ingin ditunjukkan di atas adalah mencoba mengusik kembali hubungan antara dua istilah yang mirip-mirip punya. Selama ini memang ada banyak pertanyaan seputar kedua istilah itu, bagi yang sudah pernah mendengar tentang UNIX akan bertanya apakah Linux itu sejenis UNIX, sebaliknya yang lebih dulu mengenal Linux akan bertanya apakah UNIX itu salah satu distro Linux (terus terang penulis belum pernah membayangkan pertanyaan tadi saat ini).

Kalau penulis ditanya bagaimana hubungan antara UNIX dan Linux, maka seperti halnya orang Jawa (dan Indonesia) yang konon berbudi pekerti luhur akan menjawab : baik-baik saja, meski penulis sering menyimak pertarungan antarpecinta sisop di internet : Linuxmania vs BSDmania vs Macuser vs Windowsmania vs BeOSmania vs UNIXmaina vs. Itu kan pendukungnya, kalau sisopnya sendiri baik-baik saja. Terakhir penulis baca di majalah InfoLinux (udah punya belum?) satu tulisan panjang lebar mengenai sejarah UNIX dan upaya rekonsiliasi atau memasukkan Linux dalam bagian sejarah UNIX terlepas dari klaim para sesepuh Linux bahwa Linux 'hanya' sekadar sebuah UNIX-clone, UNIX-like, dan UNIX-compatible, dan yang lebih gawat adalah klaim dari projek GNU (projek yang membuat software pendukung kernel Linux) bahwa Gnu's Not UNIX!.

Penulis tidak akan menguraikan ulang sejarah UNIX yang panjang itu. Secara singkat, UNIX dikembangkan oleh Denis Ritchie dan Ken Thompson di laboratorium Bell awal 70-an, ditulis dalam bahasa C, dan pada mulanya adalah sisop yang open source, sampai AT&T membeli lisensinya dan mengubahnya menjadi komersial. Dekade 80-an, UNIX berkembang menjadi bermacam-macam varian sisop jaringan yang handal. Namun, para pengembang UNIX melupakan sektor desktop, yang saat itu berkembang pesat dengan meningkatnya penjualan PC. Akibatnya MS-DOS/Windowslah yang menjadi platform yang dominan terlepas dari kualitasnya yang pas-pasan. Pertengahan 80-an, muncul Minix, sebuah UNIX-clone yang dibuat oleh Prof. Andrew Tannenbaum untuk keperluan akademis. Minix dibuat sederhana, open source, dan tidak berisi satu baris kode pun dari UNIX, yang waktu itu dilindungi lisensi AT&T. Muncul juga projek GNU dan Free Software Foundation yang dipelopori Richard Stallman yang bertujuan memperjuangkan prinsip free software, yang menjamin kebebasan memiliki, menggunakan, dan mengutak-atik software, yang berarti menjamin ketersediaan source code bagi setiap orang. Lisensi GPL dan copyleft yang diperkenalkan menjadi basis bagi perkembangan Linux nantinya.

Tahun 1991, seorang mahasiswa Finlandia, Linus Torvalds, yang kurang puas mengutak-atik Minix membuat Linux, sebuah UNIX-clone yang mirip dengan Minix, tanpa menyertakan sebaris kode pun dari UNIX. Mengapa diberi nama Linux ? yang jelas Linux adalah plesetan dari nama linus sendiri, seperti juga Minix yang bisa diartikan mini-UNIX, Linux bisa diartikan linus-UNIX (mungkin?), meski waktu itu tidak bisa dikatakan begitu, karena lagi-lagi masalah lisensi. Dalam perkembangannya, Linux, yang sebenarnya hanya mencakup kernel (inti sisop), mendapat dukungan yang meluas, berkat sifatnya yang open source, dan menjadi lebih daripada sekadar sisop alternatif, namun telah menjadi simbol dari paradigma baru dunia IT. Pada tahun 1993, setelah mengalami proses bertahun-tahun, dirilislah FreeBSD, suatu sisop open source dan gratis, yang berakar dari UNIX yang berlisensi akademik. Ditinjau dari sejarahnya, FreeBSD-lah yang sebetulnya berhak menyandang nama besar UNIX, namun entah mengapa para pendirinya tidak memilih nama UNIX (mungkin lagi-lagi masalah lisensi), atau setidak-tidaknya plesetannya. Akibatnya, masyarakat umum akan menganggap Linux (yang namanya mirip-mirip UNIX) lebih mendekati UNIX daripada FreeBSD (yang lebih mirip nama perumahan di Tangerang atau nama bank?). FreeBSD sendiri berasal dari BSD System, yaitu source code UNIX yang dilisensi khusus untuk kepentingan akademik oleh Universitas Berkeley di awal 80-an. Dalam perkembangannya, dikenal dua jenis BSD, komersial (BSD/OS) dan gratis (FreeBSD, OpenBSD, dan NetBSD). Di lain pihak, ada System V, yang merupakan source code UNIX yang dilisensi oleh AT&T. Dalam perkembangannya dikenal bermacam varian System V seperti IBM AIX, HP/UX, Ultrix (selanjutnya disebut Digital UNIX), UNIXWare, Solaris, dan SCO UNIX (perhatikan penamaannya yang rata-rata mirip-mirip Linux, plesetannya UNIX).

Jadi, bagaimana kesimpulannya? Berlawanan dengan pendapat yang menganggap Linux itu saudara kembarnya UNIX, bahkan kembar siam, penulis lebih menganggap Linux sebagai saudara tirinya UNIX. Seperti dalam kisah Adipati Karna dan Arjuna. Dalam kisah itu, Adipati Karna, yang sebenarnya kakak tiri pandawa, dibuang sejak kecil dan kemudian dibesarkan oleh seorang kusir. Pada saat Kurawa dan Pandawa dilatih Resi Durna, Karna hanya mengamati dari pinggiran, namun saking cerdasnya, keterampilannya dalam memanah tidak kalah dengan Arjuna, andalan Pandawa. Akhirnya, dalam uji coba memanah antarmurid Resi Durna, Karna tampil menyelamatkan muka Kurawa dari kekalahan dalam nomor memanah. Akhirnya Karna pun diangkat menjadi saudaranya Kurawa dan kemudian jadi adipati yang berperang melawan Pandawa dalam Bharatayudha. Meski penulis tidak bermaksud menyamakan Linux dengan Kurawa, yang ditekankan di sini adalah bahwa dengan kemampuan yang setingkat dan kadang-kadang lebih baik pun Karna tetap bukan Pandawa. Begitu juga Linux, menurut pendapat penulis, tetap bukanlah UNIX, apalagi saudara kembarnya. Lha wong FreeBSD yang jelas-jelas trahnya dari UNIX saja nggak berani memakai nama keluarga UNIX, entah kenapa.

Akhirnya, memang tidak perlu diperdebatkan lagi mengenai keterkaitan Linux dan UNIX, yang menurut penulis sebatas namanya yang mirip-mirip. Atau bisa saja dikatakan, UNIX mengilhami lahirnya Linux, seperti halnya The Beatles mempengaruhi Oasis atau Genesis mempengaruhi GodBless. Terlepas dari semua itu, Linux mempunyai persamaan prinsipil dengan UNIX. Linux, seperti halnya UNIX, tidak mengacu pada satu produk tunggal seperti halnya Windows atau MacOS atau BeOS, namun mengacu pada source code yang nantinya akan dikembangkan menjadi produk sisop lengkap. Dalam Linux, dikenal yang namanya distro, yaitu produk sisop berbasiskan kernel Linux, seperti RedHat, Caldera, SuSE, Mandrake, Debian/GNU, dan Slackware. Dalam UNIX, dikenal varian AIX, Solaris, HP/UX, SCO, UNIXWare, dan BSD. Namun berbeda dengan konsep distro, yang berbasis pada satu kernel Linux, varian dalam UNIX mencakup keseluruhan sisop termasuk kernelnya.

Tulisan ini hendaknya lebih dipandang sebagai cerminan kebebasan berpendapat, bukan sebagai polemik apalagi debat kusir, sekadar membuka wacana, dan sedikit rileks dalam memandang dunia IT (orang yang punya [Linux] saja nggak ribut). Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pemahaman serta pendalaman apalagi pengalaman penulis dalam dunia IT, khususnya menyangkut Linux dan open source masih sangat terbatas. Akhir kata penulis mengajak semua yang concern terhadap Linux dan open source untuk terus berupaya menggalakkan (wih...galak) penggunaan dan penyebarluasan gerakan ini. Terima Kasih.

Artikel Terkait

back to index


Homepage ini seisinya © 2002-2007 oleh Imam Indra Prayudi 1