Search for:

 

 

Visitor counter     Website counter  

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Photo Flipbook Slideshow Maker

 

 

 

 

 

  

 my personality    Education    literature     pictures     My Articles    News

  
        

 

 

 

         Risalah Dempo

Peparangan antara kedua belah kubu telah berkecamuk sejak kerajaan Malayu dan Majapahit berselisih. Berbagai cara dilakukan untuk menaklukan salah satu dari mereka. Harus ada yang kalah dan yang menang berkuasa. Diam bukan berarti kalah, ketegangan semakin memuncak saat Tambalang dari Majapahit menyusup kedalam daerah kekuasaan Melayu. Tawanan pun menjadi umpan belalang.

Disebuah gubuk reot, dikaki bukit dempo, Tambalang menjadi liar dengan deruan suara music yang semakin berkecamuk dengan kondisi yang menegangkan. Penasihat kerajaan telah ditawan, darah dari puyang besemah menjadi ancaman.

Tambalang : “Melayu akan runtuh!!!Darah dari puyang Besemah telah ternodai. Kerajaan Majapahit akan segera berkibar dipuncak dempo!(sambil mengangkat tangannnya)

Sunggih : “kau tak lebih dari seonggok daging yang hina,kelancangan mu menyentuh titisan puyang Besemah yang akan membawa petaka bagi kalian.

Tambalang: “Persetan dengan itu semua, kini kau dibawah kekuasaan kami!

Sunggih: “bi..bi..biadab!tanah Besemah akan menelanmu!!!”

Tambalang: “Hahaha!! Pelahan aku telah mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi tubuhmu itu tidak cukup! Tanah Besemah seharusnya tunduk kepada kami.

Sunggih: “Puyang puyang Besemah mengamuk,titisan merintih, anak cucu merangak, bangkitlah kalian roh roh puyang, bergejolaklah isi Dempo!!!

Tambalang: ”Bedebah! Kau !!!!(memainkan Sunggih)

Sunggih :”ahhh… (mengerang kesakitan) menusia tengik, be…be ..

Jagasura: “Berhenti hai Tambalang, beraninya mendahului perintahku. Biadab, apa yang telah kau lakukan kepada penasihat kerajaan,dia dibawah kuasaku!

Tambalang :”Aku hanya ingin memberinya pelajaran…

Jagasura :”Bodoh! Lakukan sesuai perintah ku bukan mendahului ku. Membuat Dempo bertekuk lutut pada Majapaihit membutuhkan waktu,  jika kita gagal kau orang pertama yang akan ku bunuh. Urusan sunggih biar aku yang mengatasi.

Jagasura:”titisan puyang besemah yang terhormat (tertawa meremahkan) aku datang untuk mengajakmu bekerja sama. Dari Majapahit, dibawah kekuasaan kami Besemah akan sejahtera, bukan kah itu yang kau inginkan?”

Sunggih :”cuiih,,,,picik kau!!!!aku tak akan pernah bekerja sama dengan mu ini tanah Melayu!  

Jagasura :”(menahan amarah), sudah cukup berbasa basi! Lebih baik kau katakan kepadaku dimanamu Ratu berada”

Sunggih:”demi jagat besemah aku tidak akan pernah sudi mengatakannya kepadamu!”

Jagasura:”katakanlah!sebelum aku bertindak lebih jauh Sunggih, dan meremuk tulang belulang mu itu!”

Sunggih:”darah ku mengalir karena aku mencintai tanah ku!bukan untuk mengabdi kepadamu!walau mata runcing diujung tombak mu itu mendarat di jantungku!

Jagasura:” KAU!!!kau membuat darah ku mendidih! Tambalang! bunuh dia!

Sunggih lalu dipermainkan dan akhirnya di bunuh. Ketiga prajurit itu juga prajurit itu segera meninggalkan tempat itu dan pergi ke pemukiman rakyat melayu. Suara ronggeng yang terdengar dari kerumbunan warga menjadi tempat berdarah selanjutnya,

Meimey: (menari dengan irama musik ronggeng)

Jagasura : (memperhatikan dengan seksama dari kejauhan , lalu dengan perlahan mendekati Meimey,)”hei kau wanita jalang!

Meimey: “pemuda datang dari jauh, apakah gerangan untuk melihat saya?(sambil mendekati Jagasura)”

Tambalang: “heh, hey kau gadis molek, tarian mu itu boleh juga”(hendak berjalan mendekati Meimey)

Jagasura:”(menahan Tambalang) jangan banyak basa basi, sekarang kau katakan dimana ratumu?”

Meimey:”siapa kalian?(dengan rasa takut ketika kedua prajurit itu menanyakan tentang ratunya).

Jagasura segera memberikan isyarat kepada Tambalang untuk mencegat Meimey yang berusaha melarikan diri. Meimey berusaha melawan, kedatangan Mahera.

Mahera:”hanya laki laki pengecut yang beraninya hanya melawan wanita”

Jagasura:”jangan ikut campur urusan ku, sebaiknya kau lanjutkan untuk berkutat dengan sumbay tanjung ghaye mu itu”(tersenyum sinis)

Mahera:”kau patut untuk diajari bagaimana cara memperlakukan wanita yang benar(bersiap untuk berkelahi dengan Tambalang dan Jagasura)”

Mahera yang hanya berjuang diatas kakinya sendiri akhirnya tak mampu mengalahkan kedua prajurit itu dan melarikan diri untuk menemui ratu.

Mahera:”ratu Basemah, kabar duka telah berhembus dari kaki gunung Dempo!

Ratu:” apa yang terjadi wahai mahera?”

Mahera:”ahhakkhh penasihat titisan puyang basemah telah mati, dan kini prajurit itu menahan ronggeng basemah kita harus bergerak ratu.”

            Narimbi palsu:”Ratu tidak kah kau mendengar itu, aduuuhh ratu,,,, kita harus melakukan sesuatu, orang orang kita banyak yang terbunuh,enam sumbay Basemah hampir dikuasai”

            Ratu: (tetap diam)

            Narimbi palsu: “kita semakin terdesak,penasihat telah gugur, adipati telah mati”

            Ratu:”aku paham”

            Narimbi palsu:”sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi”

            Ratu:”diamku bukan berarti aku menyerah, inilah firasat yang aku takutkan itu.Keserakahan,kedengkian,dan persekutuan merobek kedamaian.oh Dewata agung, mengapa kau kirim risau ke puncak dempo,inilah takdir yang kau tulis dalam buku catatan peradaban kami”

            Narimbi palsu:”lantas kite nag cemane lagi wahai ratu,letih bercampur risau ini lah menambah parau kerajaan”

            Ratu:”risalah dari puncak dempo telah sampai, ke-7 puyang puyang Basemah akan menolong kita.”

            Narimbi:”Mereka terlalu kuat, melayu kini telah rapuh, bagaimana dapat bertahan apalagi melawan”

            Ratu:”Mereka menginginkan aku, kita tidak akan bertahan tapi kita akan melawan!”

            Narimbi:”Ratu akan melawan mereka?sama saja dengan menyerahkan dirimu ke lubang buaya!”

            Ratu:”Narimbi,kadang kala jalan keluar yang baik itu ada didalam permasalahan itu sendiri.oleh karena itu,aku memilih menghadapi permasalahan ini, bukan lari dari permasalahan ini,lampik empat merdike due tidak dapat diandalkan,kita tidak tahu mana kawan, mana lawan.”

            Narimbi:”baik lah,Aku akan membantu apapun keputusan mu”

           

Digubuk reot itu kedua prajurit menyiksa ronggeng Basemah hingga datanglah sang ratu

Ratu:”berhenti menyiksa wanita wahai pecundang!”

Jagasura:”hahahaa, akhirnya kau datang juga ratu basemah(tersenyum sisnis),rakyat basemah termasuk kau! Akan segera bertekuk lutut dihadapanku ku dan kerajaan majapahit”

Ratu:”omong kosong,kata katamu tidak mencerminkan kau seorang yang patut dihormati”

Jagasura:”halahhhh,jangan banyak berdebah, aku tidak sabar untuk merobek mulut mu itu”

Narimbi : “Hei kau jaga mulut terhadap ratu kami!”

Tambalang: “tutup mulutmu! jangan ikut campur!”

Jagasura: “kini kalian telah lumpuh, darah ku mulai berkecamuk dalam aroma aroma kekuasaan Basemah, dan kalian akan kuremukan bak lemping dalam tempurung.”

Ratu:”jangan coba memancing amarah ku, katakan apa yang kalian inginkan”

Jagasura:”o..o..oh… Kau membuat aku takut ratu (dengan senyum yang meremehkan) pertarungan akan menentukan siapa yang paling berkuasa. diatas tanah merah ini, akan tercucur darah dari sang legenda, meneyrahlah sebelu hidupmu berakhir mengenaskan,dengan goresan layaknya penasihat kerajaan.”

Ratu: (semakin memarah)

Jagasura: “apa?kau takut, sekarang mana tunjukkan ruh puyang basemah mu itu kepada ku!aku tidak takut.

Suara Sunggih yang telah gugur kembali terdengar bersama ruh-ruh puyang dari Basemah.

Sunggih: “Puyang puyang Besemah mengamuk,titisan merintih, anak cucu merangak, bangkitlah kalian roh roh puyang, bergejolaklah isi Dempo. 3 kali maka bersatulah titisan puyang Basemah, kalian patut mati sebagai mana kalian menghabisi nyawaku”

Tambalang: “Sunggih!!!!apa mau mu!!!

Dengan seketika ratu dirasuki oleh ruh ruh titisan basemah (Sunggih), dengan kekuatan puyang yang bersatu dan dirasuki oleh sunggih maka sihir mengutuk dan memusnahkan para prajurit.

 

                                                                                                                                     

 

 

 

 

 

 

 

 

                 

 

 

    

“Siguntang Mahameru wall” (the labyrinth for gravities)

          Nowadays, people with the sense of art are increasing day by day. Every single thing that they make is being attention. Art show the beauty of life, that is what the most of people considered so far. Now there are a lot of people in Indonesia good in their art skill. Moreover, Art also can increase our economic input, such exhibition. There are a lot of kinds of art such as gravity, painting, mural, drawing etc. However some people can’t express their art skill in the right place. This thing might be happen because of some reasons. First, they are less of financial, they love to do art in the wall, they like to do art with team, and they want everyone can see their work. In addition, there are people doing gravity in the wall to express their opinion of some cases. That gravity sometimes are good looking but the rest is broke public facilities. This is the case now, most of those gravity was making in the wrong places, such as, privet shop, public market, bus stop transit, bridge etc. There are no places for them to support and help what they did. Government should take a place of this case to solve this problem.

            In the very early morning we tried to find the camera to help us to take the video and pictures that will show by short movie, as a boarding school, we can borrow it from school, unfortunately, the camera borrowed by some body for competition. We never stop until that step. We came to some people that has camera, but for some reason, such as; no battery, they will use the camera, the camera has sent back to their home, the camera broken etc. No way anymore to take the picture, unless we use our mobile phone to took those videos. In the difficulties, someone came and lend their camera to us, although the camera has weakness to take the focus. No time to having fun. We went to 16 market and walk along to find the gravity and some scratch, we survey in all places in the 16 market and we found some scratch wit word that show their opinion about some politic issue. For around 30 minutes we walked and than in one shop that sold tire. In their wall there is really beautiful gravity with motivate words. we asked the owner of the shop about their opinion and our plan to make a special places such labyrinth made of walls and these people will make the gravity in that place. The place will open for public for vocation. But we will confirm to government and help us by our concept. The owner of the shop strongly agreed with our concept. They also said that, that beautiful gravity also gave them more input for their business, because many people took picture in their shop’s wall.

            The adventure in continue, we walked again and found bad gravity, near a painter when he painted a painting to sell. He told us it was good but the place is not in the right place, again he agreed with our planning. Next we came to a motor dealer which their new door scratched by some irresponsible group. Then they also give their full support of our planning. Then they also said that it will help them a lot. Then it such difficulties when we tried to find the one who did it. Bu we have the second plan that we will find the one who like make such gravity in the school. Overall they all agree with our plan.