Tulisan
pada sampul belakang :
Siapa pun Anda, apa pun profesi Anda, di mana pun Anda berada,
dan apa pun status sosial Anda, anda tak mungkin lepas dari ancaman
kesedihan, sebab sedih dan bahagia adalah warna mutlak di atas
hamparan lukisan kehidupan di dunia ini. Ironisnya, tak seorang
pun yang bersedia dihinggapi perasaan sedih. bahkan setiap orang
selalu berusaha mengusir kesedihan bagi manusia ibarat momok yang
menghantui bocah di malam yang gelap gulita.
Buku ini, sengaja dipersembahkan bagi Anda yang dirundung sedih
dan kemalangan. Dengan membaca buku ini, seolah Anda diajak berdialog
oleh penulis. Anda bebas mengemukakan alasan mengapa Anda bersedih.
Akan tetapi, alasan Anda itu akan dihadapkan pada kekuatan dalil
naqli (wahyu) yang diperkuat dengan dalil aqli (akal).
Hingga akhirnya Anda akan bertanya kepada Anda sendiri :"Mengapa
aku harus bersedih, padahal setelah kesulitan pasti ada kemudahan."
Pengantar
Penerbit :
Segala puji bagi Allah, Penguasa sekaligus Pengatur bumi
dan segala isinya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, penyandang gelar al-amin dan teladan yang mulia. Kita
berharap semoga kita termasuk orang yang mendapat syafa'at beliau
ketika tidak ada seorang pun yang mampu menolong, bahkan menolong
dirinya sendiri.
Berangkat dari realitas kehidupan lahir batin, dimana kebahagiaan
dan kesedihan, kelapangan dan kesempitan, selalu mewarnai setiap
jiwa manusia, penulis buku ini -'Aidh Bin 'Abdullah Al-Qarni- merasa
terpanggil untuk berbagi rasa bahwa kesedihan adalah sesuatu yang
tidak sepantasnya melanda kaum muslim dalam kehidupan dunia ini.
Dengan sangat cerdas beliau mengungkapkan berbagai argumen berdasarkan
tuntunan cahaya wahyu, petunjuk ajaran Nabi, panggilan fitrah kemanusiaan,
melaui berbagai eksperimen kreatif, tokoh teladan yang nyata, kisah-kisah
yang mempesona, dan etika yang mengagumkan. Semua ini dapat menjadi
dalil pembenar mengapa kesedihan tidak pantas dialami oleh seorang
mukmin sejati.
Karena pentingnya buku ini menjadi pegangan kaum muslim tanpa sekat
bangsa dan bahasa, penerbit pun merasa perlu menjadikan buku yang
aslinya berbahasa Arab dengan judul Laa Tahzan untuk diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia.
Pada edisi aslinya, buku ini sangat tebal dan besar. Oleh karena
itu, demi kepraktisan dan kenyamanan pembaca, penerbit membaginya
menjadi empat buku yang terangkai secara utuh. Tiap-tiap buku tersebut
diberi judul sesuai dengan materi yang kami pilih sebagai pokok
bahasan yang ada di dalamnya. adapun ke-empat buku tersebut adalah:
- Jangan
bersedih. setelah kesulitan ada kemudahan;
- Jangan
bersedih. masih ada yang selalu mencintaimu;
- Jangan
bersedih.
Keridhaan Anda menuntun pada keselamatan; dan
- Jangan
bersedih.
Jadilah Orang yang Paling Bahagia.
Di samping membagi
buku tersebut menjadi empat bagian, penerbit juga mencantumkan sumber
rujukan dalil Al-Quran dan lafazh Hadist untuk memudahkan pembaca
dalam mengecek dalil yang ada walaupun pada halaman pengantar penulis
disebutkan bahwa tidak dicantumkannya referensi karena dianggap
bertele-tele. namun demikian, dengan segala i'tikad baik dan tanpa
mengurangi penghormatan kepada penulis, penerbit mencantumkan rujukan
dalil tersebut di halaman lampiran tersendiri.
Akhirnya, semoga buku ini dapat menuntun Anda dalam menjalani kehidupan
sehingga kwalitas kehidupan Anda menjadi lebih baik. Semoga Allah
menolong setiap umat Islam yang sedang dirundung duka dan menjadikan
kita semua sebagai umat yang selamat dunia akhirat. Amin
Tentang
buku ini:
Buku ini merupakan hasil kajian serius yang sangat menarik dan dapat
dipertanggungjawabkan. Membahas tentang cara untuk menyembuhkan
sisi yang paling rapuh dari eksistensi manusia, yaitu salah satu
sisinya yang rentan mengalami kegoyahan, kegelisahan, mudah hilang
rasa percaya diri, kebingungan, kesusahan, pesimistis, dan mudah
dilanda kegundahan, kedukaan, kesedihan, kekeruhan, serta cepat
putus asa, mudah menyerah dan frustasi.
Buku ini merupakan solusi untuk menangani berbagai problematika
masa kini, yang mengacu pada sumber caha penerangan dari wahyu Illahi
dan petunjuk risalah lagi sesuai dengan fitrah yang sehat, berbgai
pengalaman yang memberikan bimbingan, sampel-sampel yang hidup,
kisah-kisah yang menarik, dan etika yang indah memukau. Didalamnya
terkandung berbgai petikan dari jejak para shahabat yang berbakti
dan tabi'in terpilih dilengkapi dengan sentuhan-sentuhan karya puitis
para penyair besar, pesan-pesan para ahli medis terkemuka, nasihat
orang-orang bijak, dan arahan para ulama.
Dalam kandungannya terdapat berbagai saran dari para ahli, baik
dari belahan Timur maupun belahan Barat dunia, dari kalangan orang-orang
terdahulu maupun orang-orang sekarang, yang semuanya sesuai dengan
bukti kebenaran yang disampaikan oleh berbgai media informasi cetak,
baik yang berupa harian, majalah, tabloid, brosur, maupun selebaran
lainnya.
Sesungguhnya buku ini merupakan himpunan dari berbagai topik yang
tersusun rapi dan intisari jerih-payah yang telah diseleksi dan
disaring sedemikian rupa agar mudah dicerna dan enak dibaca lagi
menyenangkan, sehingga kesimpulannya seakan-akan berpesan kepada
Anda:
Berbahagialah!
Tenanglah!
Bergembiralah!
Optimislah!
Dan jangan Anda bersedih!
Komentar
:
Ini adalah bagian 1 dari seri best seller karya Al-Qarni "LaaTahzan".
Memang pertama saya membacanya, saya langsung memaklumi jika buku
ini menjadi best seller diseluruh dunia. Anda tengok saja isi buku
disamping ini, banyak sekali aspek kehidupan yang diangkat yang
biasanya membuat orang sedih atau berlarut-larut dalam hal yang
tak ada faedahnya. Setiap poin merupakan nasehat yang berharga,
makanan bagi kalbu yang gersang dan terseret-seret dunia. Seandainya
terpaksa Anda tidak membaca seluruh seri LaaTahzan ( -dari penerbit
yang sama- terdiri dari 4 buku) maka tiap serinya bisa berdiri sendiri,
tapi tentu saja Anda akan penasaran berat dengan seri lainnya karena
pada hakekatnya ia adalah satu buku. Seri pertama ini menggugah
kita dengan "jangan bersedih!" terhadap banyak hal dalam
hidup kita, yang bagi diri saya yang hina dan penuh dosa ini sebagian
dari masalah itu tidak pernah terelakkan, seperti cemas dan menyesal
atau menggerutu yang sia-sia, bersedih untuk dunia, membuang-buang
waktu, bersantai dalam kekosongan tanpa dzikir sedikitpun, panjang
angan-angan, terlena pada kesenangan yang melenakan... yang tidak
pernah saya sadari bencana akhirat yang saya tunggu, keras kepala,
banyak omong, tidak mau mendengarkan, marah-marah, menunda-nunda
kewajiban ibadah bahkan meninggalkannya...Astaghfirullah
|
Isi
Buku :
|