Barang siapa mengehendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia
dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Huud (11) : 15 - 16)
Beberapa
hari duduk didepan layar sambil sedikit cuek dengan hiruk pikuk rumah
yang macam-macam aktivitasnya, (yah beginilah kadang-kadang ego mengalahkan
segalanya), bela-belain untuk menyelesaikan tahap pertama perubahan
wajah website ini. Padahal ... untuk apa to? tidak lebih dari ambisi pribadi
yang masih ingin ini dan itu, yang lalu masih ada pengin yang baru...itulah
manusia!, dan kalau sudah punya yang baru, pengin lagi yang lainnya, nggak
bakal ada habis-habisnya. Padahal nggak lebih semua itu urusan dunia semata,
kalau terus diperturutkan akan lalai kesudahannya. Semoga ini tidak terjadi
ya... kita jaga hati saja selalu... seperti lagunya Aa'
Gym " jagalah hati, jangan kau nodai, jagalah hati lentera
hidup ini..."
Liburan pun akhirnya berlalu, dan Alhamdulillah website ini akhirnya bisa
hadir dalam wajah baru yang lebih "ringan" meski belum lengkap
semuanya. Jika tidak berkeberatan mohon saran-kritiknya, dan sering-sering
ya berkunjung..!
Apa yang dimaksud dengan dunia? firmanNya : ” Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu
yang melalaikan, .... dan kehidupan dunia ini tak ada lain hanyalah
kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadiid : 20).
Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai dari ketaatan
kepada Allah. Sholat, puasa atau sedekah tetap dikatakan urusan
dunia jika niatnya hanya ingin dipuji oleh mahluk sehingga melalaikan
hati.
Sebaliknya, orang yang sibuk siang-malam mencari uang untuk didistribusikan
kepada yang memerlukan untuk kemaslahatan umat (bukan untuk kepentingan
pribadi), maka dia tidak dikatakan lalai terhadap Allah, walau aktivitasnya
seolah duniawi. Artinya segala sesuatu yang membuat kita taat pada
Allah maka hal itu bukanlah urusan dunia.
Bagaimana ciri orang yang cinta dunia? Jika seseorang mencintai
sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh sesuatu yang dicintainya
itu. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbgai penyakit
hati. Dia menjadi sombong, dengki, serkah atau lelah memikirkan
hal yang tak ada. Semakin dia mencintai dunia, dia akan semakin
serakah. Bahkan, dia bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang
diinginkannya. Pikirannya selalu terfokus pada dunia, pontang-panting
siang malam mengejar dunia untuk kepentingan sediri.
Ciri lainnya adalah takut kehilangan. Seperti orang yang bersandar
pada kursi, dia akan takut sandarannya diambil. Orang bersandar
pada pangkat atau kedudukan, dia akan takut jika pangkat atau kedudukannya
diambil. Oleh karena itu , pecinta dunia tidak akan pernah bahagia.
Rasulullah yang mulia, walau “dunia” lekat dan mudah
baginya, tetapi semua itu tak pernah mencuri hatinya. Misalnya,
saat pakaian dan kuda terbaiknya ada yang meminta, beliau memberikannya
dengan ringan. Beliau juga pernah menyedekahkan kambing sebanyak
satu lembah. Inilah yang membuat beliau tak pernah terpikir untuk
berbuat aniaya. Semua yang ada dilangit dan di bumi titipan Allah semata.
Kita tidak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir. Terlahir
sebagai bayi, membesar sebentar, menua dan akhirnya mati. Kemudian
terlahir manusia berikutnya, begitu seterusnya.
Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya
titipan Allah dan total milik-Nya, dia tak akan pernah sombong,
iri, maupun dengki. Bahkan ia akan selalu siap jika titipan-Nya
diambil oleh Pemilik-Nya, karena segala sesuatu dalam kehidupan
dunia ini tak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan dan popularitas,
tak ada artinya jika tak digunakan dijalan Allah. Hal yang berarti
dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Oleh karena itu janganlah
“ada tiadanya dunia” ini meracuni hidup kita. Dengan
“adanya” jangan sombong, dengan “sedikitnya”
tak usah minder.
Kita harus meyakini siapapun yang tidak pernah berusaha melepaskan
dirinya dari kecintaan dunia, akan sengsara hidupnya. Mengapa? Sumber
segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai
dunia. Semoga Allah mengaruniakan nikmatnya hidup yang tak terbelenggu
oleh dunia kepada kita, Amin
Dikutip
dari buku “Zikrul Maut” karya Aa’ Gym, terbitan
MQS Publising, 2005