Mekkah Madinah
Bismillahirrohmanirrohiim

Barang siapa mengehendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. Huud (11) : 15 - 16)
contact me
link
Home

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat Datang di guss!

Alhamdulillah, puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT, yang karunia-Nya dan ampunan-Nya seluas langit dan bumi.

Instropeksi diri setiap hari adalah bekal menjalani kehidupan yang berhikmat pada kebenaran dan perbaikan diri yang berkesinambungan, namun itu bukan hal yang mudah dilakukan, bahkan kadang kita terlena dengan topeng perbaikan diri yang menjerumuskan kita pada kelelahan yang mendalam, lalu pada suatu masa ia tak lebih baik dari masa-masa sebelum perbaikan itu,

Tidak perlu ada esok pagi kalau tiada perbaikan bagi kehidupan ini, karena tak ada gunanya menumpuk dosa kalau kita yakin setiap perbuatan akan dibalas setimpal. Ironis memang hidup yang kita jalani, meyakini kebenaran tapi menghindari ketaatan. mengetahui akan larangan-larangan tapi melanggarnya seakan-akan tidak ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Begitu bangganya kita pada islam, tapi kehidupan kita tak lebih islami dari umat yang lain. Selama ini yang kita jalani hanya ritual yang tak sampai kepada hati dan penghambaan diri yang total, tak lebih hanya sekedar memenuhi jadwal, plus cari perhatian, riya' dan pamer. Kita menyandarkan diri pada Tuhan semua mahluk, tapi kita menghambakan kehidupan kita pada mahluk dan nafsu sendiri. Kita rela dan iklas untuk berbuat zalim pada orang lain dan memakan riba, sementara kita teriakkan dengan lantang "Berantas korupsi!"

Semoga Allah mengkaruniakan kepada kita istikomah yang sebenar-benarnya. Memberikan kepada kita cahaya-Nya yang pasti menuju kepada akhir yang dijanjikan.

Jangan segan untuk berbagi kesan, trims!

Wassalamu'alaikum Wr. Wb


Renungan
Kesungguhan
Bila waktu...

Syair
Astaghfirullah
Dunia tersungkur...
Kabar diujung...
Kejayaan...

Buku
Jangan Bersedih 4
Jangan Bersedih 3
Jangan Bersedih 2
Jangan Bersedih 1
Saatnya untuk menikah
Wahai anakku, inilah nasehat...
Menjadi santun & bijak
Jangan melampui batas

Grafis
galeri1
galeri2

Radio
LPS
QSL
SIO
IRC
Frekwensi

Pernik
Sticker
Kartu
Vandel
Lain

 

 

 


Tentang Mekkah Madinah dari Wikimedia

Perbanyak Tobat

 

Pada dasarnya kematian itu tidak perlu kita takuti, sebab kematian itu sendiri pasti akan dialami oleh siapapun, termasuk kita. Oleh karena itu, tugas kita sebenarnya adalah mempersiapkan diri untuk mengumpulkan “bekal kebaikan” agar kelak kita siap bertemu dengan-Nya. Begitu juga, jangan sampai rasa pesimis hinggap di hati, karena seberapa pun banyak dosa kita, kalau kita sungguh-sungguh bertobat, pasti Dia akan memberi ampunan.

Oleh karena itu, jangan takutkan dosa besar yang terlanjur terjadi, jikalau disertai dengan tobat. Jika dosa kita sebesar gunung, maka ampunan Allah Azza wa Jalla seluas langit dan bumi. Barang siapa yang merasa berlumur dan bergelimang maksiat, yakinlah ampunNya jauh lebih besar lagi. Namun jangan pernah menganggap remeh dosa-dosa kecil. Mengapa? Tak ada yang kecil bagi Allah. Semua perbuatan akan diperhitungkanNya.


Ada tiga langkah yang bisa kita upayakan untuk tobat dengan sebenar-benarnya (taubatan nashuha). Pertama, kita harus mulai belajar menyesali perbuatan kita. Tidaklah termasuk bertobat orang yang merasa bangga karena kebusukan masa lalunya. Kita harus mulai berpikir, mengapa hidup ini kita sia-siakan? Mengapa mata ini harus berlumur dosa? Mengapa tubuh ini , begitu bergelimang maksiat? Merasakan sesal, sakit, perih, karena perbuatan dosa kita, itu merupakan salah satu pertanda kualitas tobat kita.
Kedua, secara jujur dan terus terang, kita memohon ampunanNya, misalnya dengan berdoa sebagaimana yang dicantumkan dalam Al-Quran, ‘ Rabbanaa dhalamnaa anfusanna wa inlam taghfirlanaa wa tarhamna la na kunannaa minal khaatsiriin” Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Apabila Engkau tidak mengampuni, maka kami termasuk orang orang yang merugi.
Atau, doa tobatnya Nabi Yunus as, “ laa illaha illa anta subhanaka, ini kuntu minadhdhalimiin” Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya kami termasuk orang yang dzalim.
Dalam hal ini, saat memohon ampunanNya, kita bisa menggunakan bahasa apapun, asalkan kita tulus memohonnya.
Ketiga, adanya keinginan untuk tidak mengulangi perbuatan dosa. Niatpun harus dipancangkan agar tak terulang semuanya.


Pertanda tobat kita diterima atau tidak, biasanya akan tampak dari perubahan yang terjadi dari dalam diri kita. Kita berubah menjadi baik karena ‘taufik” dari-Nya; kita menjadi senang mencari ilmu agama, lebih sering menghadiri majelis taklim, memutar kaset, radio maupum televisi (yang bernuansa ilmu agama –red.). Semua itu dapat menumbuhkan ruh Islam.
Ciri kedua, kita menjadi semakin senang berbuat kebajikan. “ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Ankabuut : 69). Sholat orang yang bertobat, kembali bagus, makin tepat waktu, menyenangi berjamaah, dan sedekahpun kian melimpah. Selain itu orang yang tobatnya bagus, ahlaknya akan semakin baik, kian dermawan, dan menampakkan kualitas diri yang berarti.
Kita memang dianjurkan untuk bersegera memohon ampunan, atau memperbanyak istighfar kepada Allah SWT. Orang yang banyak memohon ampunan, dijamin batinnya akan lebih tenteram. Lebih dari itu, segala permasalahan hidup yang dihadapinya akan mendapat jalan keluar dari-Nya. Rezeki pun akan muncul dari empat yang tidak terduga-duga.
Semakin banyak kita bertobat InsyaAllah kita akan semakin siap untuk berpulang kepadaNya.


Oleh karena itu, perbanyaklah tobat! Gunakan satu cara yang efektif, dengan membuat “daftar dosa” kita kepada Allah, orang tua, tetangga dan lain sebagainya. Lalu kita memohon ampunan atas semua dosa-dosa itu. Lakukan hal itu terus-menerus agar kelak kita siap, jika setiap saat dipanggil oleh-Nya.

  Dikutip dari buku “Zikrul Maut” karya Aa’ Gym, terbitan MQS Publising, 2005
 

Sebelumya : Tentang cinta dunia

 


mengintip versi sebelumnya
mengintip versi flash


Other LinkLINKS

Assunnah
Alsofwah
Eramuslim
Hidayatullah
Harun Yahya
Al Islam
My-Quran

yahoo
yahoomail
google
geocities

Voice of America
Radio BBC
Radio Nederland
Radio Korea International
Radio Japan NHK World
Radio Taiwan International
Deutsche Welle
Other links

 


dunia kalbu
Dunia tersungkur...
Astaghfirullah...
Kabar di ujung hari...
Kejayaan...

sign guss!'s guestbook

 

home-link-contact-renungan-syair-buku-grafis-radio-pernakpernik
1