Pada dasarnya
kematian itu tidak perlu kita takuti, sebab kematian itu sendiri
pasti akan dialami oleh siapapun, termasuk kita. Oleh karena itu,
tugas kita sebenarnya adalah mempersiapkan diri untuk mengumpulkan
“bekal kebaikan” agar kelak kita siap bertemu dengan-Nya.
Begitu juga, jangan sampai rasa pesimis hinggap di hati, karena
seberapa pun banyak dosa kita, kalau kita sungguh-sungguh bertobat,
pasti Dia akan memberi ampunan.
Oleh karena
itu, jangan takutkan dosa besar yang terlanjur terjadi, jikalau
disertai dengan tobat. Jika dosa kita sebesar gunung, maka ampunan
Allah Azza wa Jalla seluas langit dan bumi. Barang siapa yang merasa
berlumur dan bergelimang maksiat, yakinlah ampunNya jauh lebih besar
lagi. Namun jangan pernah menganggap remeh dosa-dosa kecil. Mengapa?
Tak ada yang kecil bagi Allah. Semua perbuatan akan diperhitungkanNya.
Ada tiga langkah yang bisa kita upayakan untuk tobat dengan sebenar-benarnya
(taubatan nashuha). Pertama, kita harus mulai belajar
menyesali perbuatan kita. Tidaklah termasuk bertobat orang yang
merasa bangga karena kebusukan masa lalunya. Kita harus mulai berpikir,
mengapa hidup ini kita sia-siakan? Mengapa mata ini harus berlumur
dosa? Mengapa tubuh ini , begitu bergelimang maksiat? Merasakan
sesal, sakit, perih, karena perbuatan dosa kita, itu merupakan salah
satu pertanda kualitas tobat kita.
Kedua, secara jujur dan terus terang, kita memohon
ampunanNya, misalnya dengan berdoa sebagaimana yang dicantumkan
dalam Al-Quran, ‘ Rabbanaa dhalamnaa anfusanna wa inlam
taghfirlanaa wa tarhamna la na kunannaa minal khaatsiriin”
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Apabila
Engkau tidak mengampuni, maka kami termasuk orang orang yang merugi.
Atau, doa tobatnya Nabi Yunus as, “ laa illaha illa anta
subhanaka, ini kuntu minadhdhalimiin” Tiada Tuhan selain
Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya kami termasuk orang yang
dzalim.
Dalam hal ini, saat memohon ampunanNya, kita bisa menggunakan bahasa
apapun, asalkan kita tulus memohonnya.
Ketiga, adanya keinginan untuk tidak mengulangi
perbuatan dosa. Niatpun harus dipancangkan agar tak terulang semuanya.
Pertanda tobat kita diterima atau tidak, biasanya akan tampak dari
perubahan yang terjadi dari dalam diri kita. Kita berubah menjadi
baik karena ‘taufik” dari-Nya; kita menjadi senang mencari
ilmu agama, lebih sering menghadiri majelis taklim, memutar kaset,
radio maupum televisi (yang bernuansa ilmu agama –red.). Semua
itu dapat menumbuhkan ruh Islam.
Ciri kedua, kita menjadi semakin senang berbuat kebajikan. “
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS
Al-Ankabuut : 69). Sholat orang yang bertobat, kembali bagus, makin
tepat waktu, menyenangi berjamaah, dan sedekahpun kian melimpah.
Selain itu orang yang tobatnya bagus, ahlaknya akan semakin baik,
kian dermawan, dan menampakkan kualitas diri yang berarti.
Kita memang dianjurkan untuk bersegera memohon ampunan, atau memperbanyak
istighfar kepada Allah SWT. Orang yang banyak memohon ampunan, dijamin
batinnya akan lebih tenteram. Lebih dari itu, segala permasalahan
hidup yang dihadapinya akan mendapat jalan keluar dari-Nya. Rezeki
pun akan muncul dari empat yang tidak terduga-duga.
Semakin banyak kita bertobat InsyaAllah kita akan semakin siap untuk
berpulang kepadaNya.
Oleh karena itu, perbanyaklah tobat! Gunakan satu cara yang efektif,
dengan membuat “daftar dosa” kita kepada Allah, orang
tua, tetangga dan lain sebagainya. Lalu kita memohon ampunan atas
semua dosa-dosa itu. Lakukan hal itu terus-menerus agar kelak kita
siap, jika setiap saat dipanggil oleh-Nya.
|